Rabu 08 Jan 2020 21:00 WIB

Spanyol Tarik Pasukannya dari Irak

Penarikan pasukan Spanyol dari Irak menyusul serangan Iran ke pangkalan militer AS.

Red: Nur Aini
Bendera Spanyol
Bendera Spanyol

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Spanyol sudah menarik sebagian pasukannya dari Irak karena masalah keamanan. Sementara, Prancis menyatakan belum berencana melakukan langkah serupa pascaserangan balasan Iran terhadap pasukan Amerika Serikat di Irak.

Sejumlah negara melaporkan bahwa pasukan mereka di Irak berada dalam keadaan selamat setelah rudal Iran menggempur target-target Amerika di Irak. Wakil Perdana Menteri Spanyol Carmen Calvo mengatakan, negaranya telah menarik sejumlah personel pasukannya dari Irak.

Baca Juga

"Mereka yang berada di posisi yang lebih riskan sudah berangkat menuju Kuwait," kata Calvo kepada stasiun penyiaran negara, RTVE. "Yang masih berada di sana hanya sejumlah saja."

Keputusan penarikan pasukan itu diambil setelah Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengumumkan akan memindahkan beberapa personel pelatihan militer dari Irak di tengah kekhawatiran bahwa situasi di kawasan itu akan semakin panas. Serangan yang dilancarkan Iran pada Rabu pagi itu merupakan pembalasan atas serangan pesawat nirawak oleh AS hingga menewaskan komandan terkemuka Iran di Baghdad, Qassem Soleimani.

Seorang sumber dalam pemerintahan Prancis mengatakan, negara itu saat ini tidak berencana menarik pasukannya, yang terdiri atas 160 tentara dari Irak. Sebelumnya, seorang juru bicara militer Prancis mengatakan tidak ada korban di pihak pasukan Prancis dalam serangan Iran itu.

Norwegia, Denmark, dan Polandia juga melaporkan hal serupa, bahwa tidak ada anggota pasukannya yang menjadi korban dalam serangan tersebut. Tidak ada tentara Norwegia yang cedera atau meninggal dalam serangan rudal Iran ke pangkalan udara Al-Asad di Irak, kata seorang juru bicara militer Norwegia kepada Reuters.

Negara Nordik itu menempatkan 70 prajurit di pangkalan tersebut, kata Brynjar Stordal di markas besar militer Norwegia. Angkatan bersenjata Denmark menyatakan tidak ada tentaranya yang terluka atau tewas dalam serangan rudal di Al-Asad, kata angkatan tersebut melalui Twitter.

Polandia melaporkan keadaan serupa. "Tidak ada prajurit Polandia di Irak yang cedera dalam serangan roket di Al-Asad dan pangkalan Erbil. Kami terus menjalin kontak dengan komandan Kontingen Militer Polandia di Irak," kata Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak di Twiitter pada Rabu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement