REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan potensi hujan sedang hingga lebat diprediksi akan terjadi pada 9-12 Januari 2020, begitupun juga dengan peringatan cuaca ekstrem dari Kedubes Amerika Serikat. Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah mulai memetakan titik potensi banjir untuk mengantisipasi cuaca ekstrem.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memastikan Dijen Sumber Daya Air (SDA) sudah melakukan suvei di 180 titik yang tersebar di Jabodetabek. “Ini untuk menghadapi 10 dan 11 Januari 2020 yang menurut BMKG akan terjadi puncak banjir di Januari,” kata Basuki di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan, Senin (6/1).
Dari survei yang dilakukan, Basuki mengatakan terdapat beberapa kesimpulan yang saat ini sudah ditindaklanjuti. Misalnya, kata dia, tanggul jebol banyak di Bekasi, Kemang Pratama, dan Villa Nusa Indah.
Basuki memastikan untuk lokasi tersebut sudah dicek dan sudah dilakukan penanganan agar tidak terjadi hal buruk jika pada 9-12 Januari terjadi hujan lebat. “Sudah juga menunjuk BUMN, sekarang sudah dikerjakan,” tutur Basuki.
Selain itu, titik lain yang berpotensi banjir yaitu Halim atau Cawang dan sudah ditindaklanuti. Basuki menegaskan sudah dilakukan pelebaran embung penampung air dari 20 ribu meter kubik kapasitasnya menjadi 50 ribu meter kubik dan diperdalam dari dua meter menjadi lima meter.
Selanjutnya yakni jalan tol, Basuki mengatakan di kilometer 24 Tol Jakarta-Cikampek yang sebelumnya terjadi banjir dikarenakan drainasenya tertutup proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. “Kita bongkar. Di kilometer Cipali juga itu karena kali Cilalanang yang memang kecil, kita sekarang sudah mulai bergerak, sudah kita lebarkan,” jelas Basuki.
Untuk itu, Basuki memastikan Kementerian PUPR sudah menidnaklanjuti hasil surbei tersebut. Dia menilai hal tersebut merupakan bagian dari management krisis termasuk di Gardu Induk PLN Kembangan, Jakarta Barat.