Kamis 09 Jan 2020 01:02 WIB

Penyelenggara Optimistis Gelar Australian Open 2020

Namun, penyelenggara tidak bisa menjamin kejuaraan tetap diadakan tepat waktu.

Seekor kanguru tampak di semak di kawasan Canberra, Australia, yang diselimuti kabut asap kebakaran.
Foto: AAP Image/Lukas Coch via REUTERS
Seekor kanguru tampak di semak di kawasan Canberra, Australia, yang diselimuti kabut asap kebakaran.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Federasi Tenis Australia memperkirakan turnamen Grand Slam Australian Open, 20 Januari mendatang, akan tetap digelar sesuai jadwal. Meskipun, sebagian wilayah Australia sedang dilanda kebakaran hutan yang meluas.

"Ada banyak spekulasi soal asap dari kebakaran hutan yang akan mempengaruhi pelaksanaan turnamen Australia Open," kata Ketua Federasi Tenis Australia Craig Tiley seperti dilansir AFP, Rabu (8/1).

Tiley menegaskan, pihaknya akan menyediakan fasilitas kesehatan tambahan untuk peserta turnamen. Ia memperkirakan, kondisi kebakaran hutan akan membaik jelang pelaksanaan lomba. Kendati demikian, pihaknya tidak bisa menjamin kejuaraan tetap diadakan tepat waktu.

"Dari semua informasi yang kami dapat sampai hari ini, babak kualfikasi akan digelar pekan depan, hutan dalam kondisi bagus. Kami tidak dapat memastikan tidak ada penundaan. Kami juga telah mempersiapkan waktu tambahan agar Australia Open tetap berjalan sesuai rencana," ujar Tiley.

Tiley mengimbau pada semua peserta agar tak perlu khawatir karena kebakaran hutan terjadi jauh dari Kota Meulborne, lokasi Australian Open akan digelar. Penyelenggara juga akan mendatangkan para ahli untuk memantau kondisi cuaca di tempat. "Akan ada ahli meteorologi dan ahli yang dapat memonitor kualitas udara di lokasi untuk melakukan analisa data secara langsung, serta memberikan informasi setiap waktu soal kualitas udara di Melbourne Park," katanya.

Di sisi lain, Presiden Dewan Pemain ATP, Novak Djokovic meminta panitia penyelenggara dapat mempertimbangkan penundaan turnamen jika kondisi belum lebih baik."Menurut saya, adalah hal adil untuk meminta (penundaan). Tentu saja kami harus mempertimbangkannya karena adanya cuaca dan kondisi yang ekstrem," ujar dia.

Kebakaran hutan masih terjadi di negara bagian New South Wales dan Queensland seluas 155 ribu hektare. Dikabarkan, sebanyak 24 orang dan 25 ribu koala tewas dalam kebakaran tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement