REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Tiga daerah di Provinsi Papua Barat mengalami dampak langsung cuaca ekstrem yang berlangsung dalam dua pekan terakhir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua Barat Derek Ampnir di Manokwari, Rabu (8/1), mengutarakan, dua hari menjelang Natal 2019 Wasior di Kabupaten Teluk Wondama kembali diterjang banjir. Lalu beberapa hari setelah Natal banjir juga terjadi di Distrik Sidey Kabupaten Manokwari
"Dan beberapa hari lalu angin puting beliung merusak sejumlah rumah warga di Kampung Ambua Distrik Amberbaken Kabupaten Tambrauw," kata dia.
Ia berharap BPBD di seluruh kabupaten/kota Papua Barat sudah berkoordinasi dengan kepala daerah setempat untuk menetapkan status siaga bencana sesuai potensi kerawanan masing-masing.
Ampnir menekankan seluruh daerah untuk waspada dan terus bersiaga, mengingat cuaca ekstrem diperkirakan masih terus berlanjut hingga Maret 2020.
"Curah hujan cukup tinggi dan akibat tekan udara rendah di wilayah kita hal ini dapat memicu angin kencang. BPBD, pemerintah daerah serta seluruh unsur lainnya harus bersiaga," kata dia lagi.
Untuk bencana banjir, kata hampir setiap daerah di Papua Barat memiliki potensi kerawanan. Kerawanan tertinggi berada di Kabupaten Teluk Wondama, terutama di wilayah Wasior dan sekitarnya.
"Kalau untuk longsor, Pegunungan Arfak tertinggi. Manokwari pun ada beberapa titik yang memiliki kerawanan," sebut Derek.
Sedangkan angin puting beliung, selain Tambrauw, daerah lainnya memiliki potensi bencana tersebut antara lain Manokwari, Manokwari Selatan, serta Kabupaten Sorong Selatan.
Ia menambahkan, banjir Wasior Teluk Wondama sudah dilakukan langkah penanganan secara baik. Sebanyak 66 rumah dan bangunan lainnya terkena dampak banjir tersebut. Sedangkan terkait banjir di Manokwari, 66 KK sempat mengungsi karena rumahnya tergenang banjir.
"Untuk puting beliung di Kampung Ambua Tambrauw ada enam rumah mengalami rusak parah. Saat ini penanganan pasca bencana sedang berlangsung begitu pula di Manokwari," pungkasnya.