REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat, mencatat luas lahan tanaman jagung yang diserang hama ulat grayak frugiperda (UGF) mencapai 520 hektare. Serangan tersebar di sejumlah kecamatan sejak memasuki musim hujan dengan nilai kerugian materi diperkirakan sebesar Rp 2,3 miliar.
"Laporan terakhir sudah di atas 520 hektare mulai menyerang dari umur 7 Hst (hari setelah tanam)," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga di Garut, Rabu (8/1).
Ia menuturkan, jajaran Dinas Pertanian Garut telah menerjunkan tim untuk memberantas dan mengantisipasi serangan hama agar tidak terus meluas dan merusak tanaman jagung. Ia menyebutkan, lahan tanaman jagung yang terserang hama yakni Kecamatan Banyuresmi, Pameungpeuk, Pakenjeng, Cilawu, Tarogong Kaler, Wanaraja, Sucinaraja, Leuwigoong, Limbangan, Selaawi, dan Malangbong.
"Di mana serangan hama tersebut menyerang secara masif dan penyebarannya cepat. Estimasi kerugian (Rp2,3 miliar) berdasarkan kondisi di lapangan," kata Beni.
Kepala Seksi Serealia Dinas Pertanian Garut, Endang Junaedi menambahkan luas lahan tanaman jagung yang terserang hama itu masih dalam tahap intensitas ringan. Menurut dia, kondisi tanaman yang terserang hama masih bisa diselamatkan atau dikendalikan apabila petani melakukan cara yang benar dalam memberantas hama dan merawat tanaman.
"Untuk itu kita bersama petani melakukan gotong royong agar dalam pengendaliannya tepat, sehingga tanaman jagung itu masih bisa terselamatkan," katanya.
Jika serangan hama tidak segera diatasi, kata dia, maka berdasarkan hitungan di lapangan akan menimbulkan kerugian materi. "Potensi kerugian Rp2 miliar itu masih asumsi artinya bukan kerugian sebenarnya, untuk itu kita berupaya mengatasi masalah serangan hama itu," katanya.