Rabu 08 Jan 2020 23:49 WIB

Anies: Proyek Sodetan Ciliwung Masuk Penaksiran Properti

Kementerian PUPR menyebut proses penyodetan Ciliwung bisa memakan waktu 6 bulan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) bersama Gubernur Banten Wahidin Halim (kiri) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) mengikuti rapat pencegahan dan penanganan dampak banjir yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) bersama Gubernur Banten Wahidin Halim (kiri) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) mengikuti rapat pencegahan dan penanganan dampak banjir yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek sodetan Sungai Ciliwung telah masuk pada tahap penaksiran nilai properti atau "appraisal".

"Jadi tentang sodetan Ciliwung itu pada pertengahan Desember kemarin pembicaraan dengan warga sudah selesai. Dan sekarang kami mulai pada fase 'appraisal' dan baru kemudian transaksi untuk tanah," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedansaat ditemui di halaman Istana Negara, Jakarta pada Rabu (8/1).

Anies menilai transaksi pembayaran ganti lahan atau bangunan dapat selesai hingga akhir Januari 2020. Menurut dia, jika transaksi pembayaran ganti atas lahan yang digunakan untuk kawasan sodetan telah selesai, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dapat melakukan pengerjaan pembangunan, termasuk pintu air atau "water inlet".

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya bertindak sebagai fasilitator antara Kementerian PUPR dengan masyarakat di kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur. Dia menjelaskan, hal yang memperlama proses pembangunan sodetan yakni adanya kasus hukum atas penggantian lahan atau bangunan.

"Cuma kemarin-kemarin ada gugatan dan saya putuskan untuk tidak melakukan banding, supaya bisa dieksekusi cepat. Lalu saya meminta Kementerian PUPR untuk juga mencabut bandingnya," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Sementara untuk upaya perbaikan aliran Sungai Ciliwung dan sungai-sungai lain di Jakarta, yakni normalisasi ataupun naturalisasi, Anies menilai hal itu merupakan upaya jangka panjang. Anies mengatakan pelebaran sungai hanyalah pembangunan di kawasan hilir.

"Jadi sekarang jangka pendek penanganan kepada korban dan tadi pagi saya dengan Menteri PUPR bahas ini juga. Jadi memang pada akhirnya kita harus duduk sama-sama supaya komprehensif dari hulu sampai hilir," demikian Anies.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan pada Jumat (3/1), sodetan Sungai Ciliwung dapat signifikan mengurangi debit aliran air sehingga membantu mengurangi banjir. Jika pembebasan lahan sudah dilakukan, Basuki menilai pembangunan lanjutan sodetan memakan waktu 6 bulan.

Sodetan Sungai Ciliwung dapat mengalirkan air sebanyak 60 meter kubik per detik ke Kanal Banjir Timur (BKT) untuk diteruskan langsung menuju laut di utara Jakarta. Untuk debit air banjir Sungai Ciliwung mencapai 570 meter kubik per detik.

Jika sodetan itu terwujud, maka debit air banjir dapat terkurangi menjadi 510 meter kubik. Dari rencana 1,2 kilometer sodetan yang di bawah tanah antara kawasan Bidara Cina, Otista, hingga ke Kali Cipinang, menuju KBT, baru terbangun 600 meter.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement