Kamis 09 Jan 2020 07:34 WIB

Cuaca Ekstrem Masih Terjadi di Lampung

Cuaca ekstrem masih akan terjadi di wilayah Lampung dalam sepekan ke depan

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Christiyaningsih
Cuaca ekstrem masih akan terjadi di wilayah Lampung dalam sepekan ke depan. (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Cuaca ekstrem masih akan terjadi di wilayah Lampung dalam sepekan ke depan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Cuaca ekstrem masih akan terjadi di wilayah Lampung dalam sepekan ke depan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung berharap masyarakat tetap waspada dan tidak lengah terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu ke depan.

Berdasarkan keterangan BMKG Lampung, Kamis (9/1), cuaca ekstrem terjadi karena adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang berpotensi disertai petir dan angin kencang. Kondisi tersebut dapat menimbulkan banjir, genangan air, tanah longsor, angin puting beliung, dan gelombang tsunami.

Baca Juga

Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Hariyanto, wilayah Lampung sedang memasuki awal puncak musim hujan. Tingginya curah hujan tersebut dipengaruhi skala iklim global. “Ada empat penyebab cuaca ekstrem yang terjadi di Lampung,” kata Rudi Hariyanto dalam keterangan persnya.

Pertama, aktifnya monsun Asia yaitu angin yang berembus dari Benua Asia ke Australia dengan karakteristiknya yang dingin. Kedua, suhu muka air laut di Lampung menghangat berkisar 30-31 derajat celcius sehingga menambah penguapan atau awan-awan berpotensi hujan seperti awan cumulonimbus.

Ketiga, aktifnya aliran massa udara basah yang dikenal dengan fenomena gelombang atmosfer Madden Julian Oscilation (MJO). Pergerakan fenomena ini yakni barat ke timur yang melintasi wilayah Lampung.

Sedangkan penyebab keempat, adanya konvergensi di Samudera Hindia Barat Bengkulu sehingga menyebabkan penumpukan massa hujan di wilayah Lampung. “Empat faktor tersebut memicu peningkatan curah hujan di Lampung sepekan ke depan. Kami perkirakan hingga 12 Januari 2020,” jelas Rudi pada Rabu (8/1).

BMKG Lampung menyatakan keempat faktor penyebab terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Lampung di antaranya ada peningkatan curah hujan yang ringan hingga lebat. Selain itu, terjadi angin kencang dan petir.

Cuaca ekstrem tersebut berdampak langsung kepada alam yakni terjadi banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan gelombang tsunami atau gelombang besar. Saat ini, curah hujan yang masih terjadi sudah merata di wilayah Lampung. Potensi hujan ringan dan lebat intensitasnya masih sangat signifikan.

BMKG Lampung memantau di wilayah Lampung bagian barat seperti Way Kanan, Lampung Barat, Pesisir Barat, dan Tanggamus, kemungkinan akan lebih berbeda dengan wilayah lainnya. Prediksi instensitas hujan sedang hingga lebat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement