REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Wakil Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mendorong sekolah bisa menerapkan metode pembelajaran yang aplikatif. Salah satunya ilmu bertani yang menjadi bagian penting mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
Dedi menilai pertanian bisa mengajarkan siswa banyak ilmu mulai dari ilmu pengetahuan alam, matematika, hingga memberikan pendidikan berkarakter. Pertanian juga menjadi sektor penting dalam kemajuan bangsa sehingga anak-anak sejak kecil tertarik berkecimpung pada dunia pertanian.
“Mendikbud menyampaikan tentang merdeka belajar. Pendidikan berkarakter tapi bisa salah manakala tidak ada aktivitasnya, merdeka belajar anak-anak malah main motor. Nggak ada PR tiap hari main game ini jadi boomerang,” kata Dedi di sela-sela masa resesnya menghadiri sosialisasi penanaman padi Inpari IR Nutri Zinc di SDN 8 Ciseureuh, Rabu (8/1) lalu.
Menurutnya dengan belajar menanam padi, siswa bisa mengamati tumbuh kembangnya seperti belajar IPA. Selain itu mengajarkan karakter kepada anak untuk bersungguh-sungguh dan giat untuk mendapatkan hasil saat panen nantinya.
Apalagi, kata dia, padi yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah yakni padi yang memiliki nutrisi tinggi. Padi ini dipercaya dapat mencegah stunting karena memiliki kandungan seng (Zn).
“Masyarakat hilang pengetahuan tentang gizi. Akhirnya mereka bergantung pada warung yang warung sendiri nggak jamin nutrisinya terutama jajan di sekolah. Padi ini bisa menjadi sumber pangan yang kaya gizi yang bisa dihasilkan oleh anak-anak,” tuturnya.
Ia juga mendorong padi pencegah stunting ini dikembangkan di Jawa Barat. Terutama di wilayah Karawang, Bekasi, Subang, juga Purwakarta. Daerah-daerah tersebut merupakan basis pertanian.
“Saya akan komunikasi dengan dinas pertanian juga di Karawang, Bekasi, Subang. Di wilayah empat saya dorong ini karena kerja sama dengan Balai Pengembangan Pertanian,” katanya.