REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Denmark untuk sementara akan memindahkan beberapa personel militernya dari pangkalan udara Al-Asad di Irak, yang diserang rudal Iran pada Rabu (8/1). Demikian diungkapkan Perdana Menteri Mette Frederiksen.
Mette mengatakan kepada para wartawan bahwa 30 hingga 40 tentara dari total 130 anggota pasukan Denmark akan tetap berada di pangkalan tersebut. Sisanya dipindahkan ke Kuwait.
Pasukan Denmark berada di pangkalan itu sebagai bagian dari koalisi internasional untuk memerangi ISIS di Irak dan Suriah. Prajurit-prajurit Denmark yang ditempatkan di ibu kota Irak, Baghdad, juga akan pergi untuk sementara ke Kuwait.
Latvia mengatakan pihaknya juga akan menarik enam tentaranya dari Irak yang dilekatkan pada kontingen Denmark. Mereka juga akan dipindahkan ke Kuwait.
"Pertama-tama, keputusan ini diambil terkait masalah keamanan dan alasan kedua adalah bahwa semua pelatihan di Irak saat ini dihentikan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Latvia Kaspars Galkis melalui telepon.
Pasukan Iran pada Rabu dini hari menembakkan rudal ke pangkalan-pangkalan militer yang ditempati pasukan AS di Irak. Iran mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas pembunuhan komandan Iran berpengaruh, Qasem Soleimani, pada 3 Januari oleh Amerika Serikat melalui serangan pesawat nirawak.