REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyebut, penangkapan komisioner KPU Wahyu Setiawan oleh KPK menunjukkan lembaga antirasuah itu tetap bisa bekerja pascarevisi UU KPK. Dasco menyatakan penangkapan ini membantah anggapan KPK tidak bisa bekerja pascarevisi UU KPK.
"Kita mengedepankan asas praduga tak bersalah, kita juga minta supaya hal ini bisa di selesaikan secara tuntas oleh KPK dan bahwa ada anggapan KPK tidak bekerja setelah adanya revisi UU KPK kemudian sudah terjawab menurut kami," kata Dasco di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Kamis (9/1).
Revisi UU KPK pada September 2019 dianggap berbagai pihak menggembosi kinerja KPK, terutama dalam penindakan. Dikhawatirkan, operasi tangkap tangan (OTT) bakal sulit terjadi lantaran penangkapan itu harus berdasarkan penyadapan yang izinnya hanya dikeluarkan oleh Dewan Pengawas KPK.
Terlepas dari hal tersebut, Dasco menyatakan, meski ada operasi tangkap tangan oleh KPK, ia meminta KPU tetap fokus menghadapi agenda pemilu terdekat, yakni Pilkada 2020.
Ia menilai, para komisioner KPU tetap bisa berbagi tugas meski satu komisionernya ditangkap KPK. "Karena satu yang berhalangan mungkin, untuk bagaimana menyelenggarakan pilkada supya bisa berjalan lancar dan sesuai harapan kita semua," ujar Politikus Gerindra itu.
Terkait adanya kabar politikus yang terlibat dalam operasi KPK tersebut, Dasco enggan memberikan komentarnya. Ia memilih menunggu pernyataan resmi KPK terkait adanya pihak-pihak lain yang dianggap terlibat.
"Untuk menghormati asas pradugak tak bersalah saya tidak akan komentar banyak soal yang masih dalan proses oleh KPK tersebut," kata Dasco.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi rangka tangan terhadap Komisioner KPU WS pada Rabu (8/1). Diduga, penyelenggara negara tersebut sedang melakukan transaksi suap.
"Kami melakukan penangkapan terhadap para pelaku yang sedang melakukan tindak pidana korupsi berupa suap. Kami masih bekerja," kata Ketua KPK, Firli Bahuri saat dikonfirmasi, Rabu (8/1).
Namun, Firli masih enggan mengungkap berapa jumlah yang diamankan, termasuk barang buktinya. Firli hanya menyebut operasi tangka tangan ini dilakukan di Jakarta. Saat ini, KPK sedang memeriksa secara intensif para pihak yang diamankan.