Kamis 09 Jan 2020 12:57 WIB

TikTok Perbarui Kebijakan Perangi Hoaks

TikTok menghapus konten teori konspirasi dan eksploitasi anak.

Red: Nur Aini
Aplikasi Tiktok.
Foto: ist
Aplikasi Tiktok.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Aplikasi video TikTok memperbarui kebijakannya untuk memerangi hoaks atau informasi yang menyesatkan sehingga bisa membahayakan para pengguna mereka maupun publik.

"Kami menghapus misinformasi yang bisa membahayakan kesehatan seseorang atau keamanan publik secara luas. Kami juga menghapus konten yang didistribusikan kampanye disinformasi," kata TikTok, dikutip dari Reuters.

Baca Juga

Kebijakan TikTok mengenai "konten menyesatkan" semula hanya untuk mengatasi scam atau penipuan, pengguna dilarang menggunakan identitas palsu atau menyiarkan informasi palsu untuk mencari keuntungan. Juru bicara TikTok mencontohkan aturan baru mereka ini akan berlaku untuk konten yang mengandung teori konspirasi seperti Pizzagate, cerita tentang eksploitasi anak yang melibatkan restoran pizza milik keluarga Clinton di Washington. Cerita itu viral di media sosial pada 2016 lalu.

Data dari Sensor Tower menunjukkan TikTok dan Douyin, TikTok versi China, telah diunduh sebanyak 1,5 miliar, dan 680 juta unduhan diantaranya terjadi sepanjang 2019. Amerika Serikat beberapa lalu mengkhawatirkan aplikasi mengancam keamanan nasional mereka, berkaitan dengan pengelolaan data aplikasi tersebut. TikTok, yang berasal dari China, ditinjau ulang oleh militer dan komite investasi asing AS. TikTok menyatakan data pengguna AS disimpan di luar China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement