REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Bencana banjir bandang dan longsor menjadi hadiah yang menyayat bagi kabupaten lebak yang menginjak usia 191 tahun. Bencana ini mengakibatkan begitu banyak kerugian, dari enam kecamatan yang terdampak banjir bandang dan longsor Kecamatan Lebak Gedong merupakan salah satu daerah yang terparah.
Wilayah terparah terutama di Kampung Cigobang RT 1,2,3,4,5 Desa Banjarsari Kecamatan lebakgedong Kabupaten Lebak. Akses yang terputus akibat jembatan ambruk dan tanah retak serta beberapa longsoran mengakibatkan jalan menuju Kampung Cigobang terputus.
Tim Relawan Rumah Zakat bergerak menuju lokasi dengan berjalan kaki sejauh 15 kilometer (km) melewati jurang sisa longsoran, dengan tujuan evakuasi dan mencari informasi terkait Kampung Cigobang yang masih terisolir. Yakni dengan perjalanan ditempuh selama empat jam melewati perbukitan dan lembah.
Rumah Zakat bantu evakuasi korban banjir dan longsor di Kampung Cigobang.
Data yang di peroleh dari lokasi sebanyak 221 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa mencapai 654 jiwa dan priotas khusus mencapai balita 200 jiwa, lansia 50, ibu hamil 30, korban jiwa sebanyak enam jiwa, kerusakan belum dapat di hitung karena kondisi kampung yang masih sangat rawan.
"Kampung Cibandung sudah tidak layak huni, karena sebagian rumah warga bukan rusak lagi tapi menghilang, di RT 1 dari 90 rumah hanya tersisa enam dan selebihnya menghilang," ujar Amsor selaku kordinator posko Cibandung.
Selain itu Keadaan di pengungsian sangat memprihatinkan akses pengiriman logistik hanya bisa dengan berjalan kaki atau lewat jalur udara, hal tersebut membuat kedaan pengusian ini amat sangat kekurangan, tenda lengungsian pun dibuat oleh warga dengan seadanya dari terpal-terbal yang ada dan huni rata-rata 10 KK dalam satu tenda, kebutuhan seperti sembako, air bersih, obat-obatan, alat shalat, selimut dan perlengkapan bayi.
"Sangat-sangat dibutuhkan melihat keadaan pengungsian yang memprihatinkan," ujar Uga selaku relawan.