REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dalam Prospek Ekonomi Global Januari 2020, Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini diperkirakan berada di kisaran 2,5 persen. Nilai ini lebih rendah dari proyeksi yang disampaikan pada pertengahan tahun lalu, yakni 2,7 persen.
Tapi, prediksi baru Bank Dunia naik dibandingkan realisasi 2019, 2,4 persen. Perbaikan kinerja pertumbuhan ekonomi global diakibatkan investasi dan perdagangan yang pulih secara bertahap dari pelemahan signifikan pada 2019, meskipun risiko penurunan masih ada.
Lebih detail, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan di antara negara-negara maju turun menjadi 1,4 persen pada tahun 2020. Penyebabnya, perlambatan di bidang manufaktur. Sementara itu, pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang diperkirakan akan meningkat tahun ini menjadi 4,1 persen.
Wakil Presiden Grup Bank Dunia Ceyla Pazarbasioglu menganjurkan para pembuat kebijakan harus mengambil kesempatan untuk melakukan reformasi struktural yang mendorong pertumbuhan berbasis luas. "Terpenting untuk pengurangan kemiskinan," katanya, seperti dilansir dari laporannya yang dirilis Kamis (9/1).
Tapi, Bank Dunia mengingatkan bahwa rebound ekonomi pada tahun ini tidak berbasis luas. Sekitar sepertiga dari pasar berkembang dan ekonomi berkembang diproyeksikan masih melambat karena ekspor dan investasi yang lebih lemah dari perkiraan.
Untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan, Pazarbasioglu menyebutkan ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. "Langkah-langkah untuk meningkatkan iklim bisnis, supremasi hukum, pengelolaan utang, dan produktivitas dapat membantu mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan," ucapnya.
Secara khusus, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melambat menjadi 1,8 persen pada 2020. Nilai ini mencerminkan dampak negatif dari kenaikan tarif sebelumnya dan meningkatnya ketidakpastian.
Sementara itu, pertumbuhan Wilayah Euro diproyeksikan tergelincir ke bawah direvisi satu persen pada tahun 2020 di tengah aktivitas industri yang masih lemah.
Bank Dunia menyebutkan, ada beberapa prospek global yang dapat menjadi downside risk dan memperlambat pertumbuhan ekonomi secara substansial. Di antaranya, peningkatan kembali ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan perdagangan. Selain itu, penurunan yang lebih tajam dari perkiraan di negara-negara besar, dan gejolak keuangan di pasar dan negara berkembang.
Bahkan, jika pemulihan dalam pertumbuhan ekonomi berkembang dan berkembang terjadi seperti yang diharapkan, pertumbuhan per kapita akan tetap jauh di bawah level yang dibutuhkan untuk pengentasan kemiskinan.