REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia memperingatkan dampak ‘gelombang’ akumulasi utang yang terus meningkat selama lima dekade terakhir. Terutama bagi pasar dan negara berkembang yang mengalami kenaikan secara signifikan dalam menarik utang.
Bank Dunia mencatat, utang global mencapai rekor tertinggi, yaitu sekitar 230 persen dari Produk Domestik Global (PDB) pada 2018. Sementara itu, pasar dan negara berkembang mencapai nilai tertinggi sepanjang masa, hampir 170 persen dari PDB. Nilai ini meningkat 54 poin persentase terhadap PDB sejak 2010.
Ada tiga gelombang historis akumulasi utang, yaitu 1970-1989, 1990-2001 dan 2002-2009. Gelombang keempat berlangsung sejak 2010 hingga saat ini.
Penumpukan utang di pasar dan negara berkembang pada gelombang keempat terjadi lebih besar, cepat dengan basis yang lebih luas dibandingkan tiga gelombang sebelumnya.