REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, ketidakpastian global masih akan tersistem pada tahun ini dan memberikan dampak terhadap ekonomi Indonesia. Tapi, berkaca pada kondisi 2018 dan 2019, ia memprediksi ekonomi domestik masih dapat menjaga momentum pertumbuhan di kisaran lima persen di tengah guncangan faktor eksternal.
Sri mengatakan, berbagai upaya untuk mempertahankan kondisi dalam negeri terus dilakukan. Khususnya dengan mempertahankan permintaan domestik yang selama ini menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Indonesia sebagai sebuah negara ingin terus memperbaiki performance-nya," ucapnya ketika ditemui di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (9/1).
Sri mengakui, ekonomi awal tahun 2020 di luar prediksi. Semula, pemerintah Indonesia maupun lembaga internasional berharap tahun ini bisa menghadapi kinerja yang lebih positif. Tapi, realisasinya, terjadi rangkaian peristiwa yang pasti memberikan dampak pada ekonomi. Misalnya saja kejadian yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dengan Iran pada pekan pertama Januari.
Terbaru, Presiden AS Donald Trump sempat membuat pernyataan bahwa tidak akan meningkatkan eskalasi ketegangan dua negara. Tapi, Sri mengatakan, berdasarkan pola yang sudah terjadi selama ini, ketidakpastian masih akan berlangsung. "Jadi kita ya harus tetap waspada saja," ucap mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut.
Berkaca dari rangkaian kejadian dua pekan pertama Januari ini, Sri memproyeksi, 2020 masih menjadi tahun yang dinamis seperti tahun lalu. Terlebih, AS memasuki siklus pemilu yang akan mengandung banyak faktor politik dan berdampak pada ekonomi dunia sebagai negara ekonomi terbesar dunia.
Di sisi lain, Sri menambahkan, banyak negara yang dalam kondisi ruang fiskal dan moneter terbatas. Akibatnya, mereka belum dapat meningkatkan kinerja ekonomi secara signifikan. "Kalau kita, tetap gunakan semua instrumen kebijakan untuk fokus menjaga domestik," katanya.
Dalam Prospek Ekonomi Global Januari 2020, Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini diperkirakan berada di kisaran 2,5 persen. Angka tersebut naik dibandingkan proyeksi 2019, 2,4 persen.
Perbaikan kinerja pertumbuhan ekonomi global diakibatkan investasi dan perdagangan yang pulih secara bertahap dari pelemahan signifikan pada 2019, meskipun risiko penurunan masih ada.
Lebih detail, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan di antara negara-negara maju turun menjadi 1,4 persen pada tahun 2020. Penyebabnya, perlambatan di bidang manufaktur. Sementara itu, pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang diperkirakan akan meningkat tahun ini menjadi 4,1 persen.
Secara khusus, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia pada 2020 tumbuh 5,1 persen. Angka ini sesuai dengan proyeksi yang sudah direvisi Bank Dunia sejak akhir tahun 2019. Tapi, apabila merujuk pada proyeksi Bank Dunia pada Juni 2019, prediksi tersebut berkurang 0,2 poin persentase.