REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Bupati Lebak Banten Iti Octavia Jayabaya mengatakan lahan yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di enam kecamatan akan direlokasi ke tempat yang lebih aman dari ancaman bencana.
"Semua lahan yang terdampak banjir bandang yang lokasinya di bantaran Sungai Ciberang direlokasi," kata Iti Octavia di Lebak, Kamis (9/1).
Bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak menerjang enam kecamatan antara lain Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Maja, Cimarga dan Curugbitung cukup memprihatinkan. Selain 1.421 unit rumah rusak berat, 10 orang juga meninggal dunia.
Selain itu juga 17.200 orang terpaksa tinggal di pengungsian akibat pemukiman mereka hanyut diterjang banjir bandang dan longsor.
Bahkan, bencana banjir bandang dan longsor tersebut sebanyak 28 jembatan putus dan mengakibatkan sejumlah permukiman terisolasi.
Karena itu, Pemerintah Kabupaten Lebak akan merelokasikan lahan-lahan yang terdampak banjir bandang dan longsor. Sebab, kemiringan lahan di lokasi bencana alam itu hingga mencapai 45 derajat.
"Kami berharap dalam waktu dekat ini bisa dilakukan relokasi di lahan yang aman dari ancaman bencana banjir dan longsor," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah daerah juga mengapresiasi bagi warga korban bencana banjir bandang dan longsor diberikan bantuan dana stimulan untuk pembangunan rumah sebesar Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta rusak sedang dan Rp 10 juta rusak ringan.
Selain itu juga mereka warga yang terdampak bencana tersebut mendapat bantuan dana hunian sementara untuk menyewa rumah Rp 500 ribu/bulan.
Bantuan sewa rumah itu, kata dia, selama enam bulan sambil menunggu pembangunan tempat kediamannya rampung.
"Kami berharap pemulihan lokasi bencana itu bisa dilakukan secepatnya untuk mewujudkan kesejahateraan masyarakat," kata politisi Partai Demokrat itu.