REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Investigasi Iran melaporkan, pesawat Ukraina International Airlines terbakar sebelum akhirnya terjatuh dan menewaskan 176 penumpang.
Laporan dari organisasi penerbangan sipil Iran mengutip saksi yang menyatakan bahwa pesawat tersebut terbakar saat lepas landas.
Ukrainian International Airlines Boeing 737-800 mengalami masalah teknis setelah lepas landas dan terjatuh. Dalam laporan disebutkan bahwa tidak ada komunikasi radio dari pilot, dan pesawat tersebut menghilang dari radar pada ketinggian 8.000 kaki.
Sejauh ini belum diketahui apakah penyebab jatuhnya Ukraina International Airlines akibat masalah teknis karena kesalahan pemeliharaan, atau ada bagian pesawat yang rusak. Pesawat berusia tiga tahun itu memiliki jadwal maintenance pada Senin.
Kecelakaan ini menempatkan sorotan baru pada Boeing yang mengadapi krisis keselamatan pada tipe pesawat 737, meskipun pesawat tersebut berbeda dengan tipe 737 Max.
Investigasi terhadap kecelakaan pesawat terbang sangat kompleks, karena membutuhkan kerja sama dari regulator, pakar, dan perusahaan di beberapa yurisdiksi internasional. Mengeluarkan laporan awal dalam waktu 24 jam jarang terjadi dalam menntukan penyebab kecelakaan. Biasanya dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengetahui penyebabnya.
Ukrainian International Airlines Boeing 737-800, terbang ke Kiev dan membawa sebagian besar warga Iran dan Iran-Kanada. Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas pada Rabu dari Bandara Teheran, Imam Khomeini.
Kecelakaan terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap pangkalan AS di Irak. Hal ini membuat beberapa orang berspekulasi bahwa pesawat itu mungkin terkena tembakan.
Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danylov, mengatakan para penyelidik ingin mencari kemungkinan puing-puing rudal Rusia di sekitar area jatuhnya pesawat. Ukraina melihat berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan itu, termasuk serangan rudal, tabrakan, ledakan mesin atau terorisme. Rizky Jaramaya/Reuters