REPUBLIKA.CO.ID,DHAKA --- Ribuan umat muslim mulai berdatangan ke tepi Sungai Turag di Ibu kota Bangladesh, Dhaka. Mereka bersiap mengikuti Biswa Ijtima yakni pertemuan umat muslim dari berbagai negara yang berfokus untuk melaksanakan shalat dan menafsirkan makna sebenarnya dari Alquran serta dikenal sebagai perayaan non-politik yang damai.
Biswa Ijtema juga menjadi perkumpulan umat muslim, khususnya yang aktif di Jamaah Tabligh, terbesar setelah kedua di dunia setelah pelaksanaan ibadah haji. Biswa Ijtima akan berlangsung selama tiga hari. Pertemuan ini dimulai Jumat (10/1) pagi di Tonhi dengan khutbah yang dihadiri jutaan muslim baik dari dalam maupun luar negeri. Sementara doa bersama akan diadakan pada Ahad.
Sedang untuk fase Biwa Ijtima kedua dimulai di tempat yang sama pada 17 Januari dan akan ditutup doa bersama para 19 Januari. Sejak 2011, Biswa Ijtima dibagi dalam dua fase hal ini untuk menghindari membludaknya peziarah yang datang.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan Kamal mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah keamanan yang ketat sebelum pelaksanaan Biswa Ijtima.
"Ruang kontrol, menara pengawas dan kamera pengawas jarak dekat telah dipasang untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan di sana untuk mengawasi pergerakan orang," seperti dilansir Xinhua pada Jum'at (10/1).
Untuk memastikan keselamatan dan keamanan para jamaah serta menjaga ketertiban, ribuan aparat dikerahkan di sekitar lokasi Ijtima seluas 60 hektar.
Menurut Direktur Jenderal (Ditjen) Batalyon Aksi Cepat, Benazir Ahmed mengatakan pihaknya juga menyiagakan helikopter, drone, dan kapal patroli yang akan dikerahkan untuk memastikan keamanan.
Selain itu pihaknya juga memasang kamera pengawas dan menyiagakan pasukan khusus anti kriminal Bangladesh. Sementara penyelenggara kegiatan tersebut juga memastikan layanan transportasi bandara telah siaga untuk melayani puluhan ribu umat muslim yang diperkirakan datang dari 27 negara.