REPUBLIKA.CO.ID, oleh Zainur Mahsir Ramadhan, Kamran Dikrama
Peristiwa jatuhnya Ukraine Airlines tak lama setelah lepas landas pada Rabu (8/1) dari Bandara Teheran, Imam Khomeini mulai mengarah kepada dugaan pesawat tersebut tertembak jatuh oleh rudal Iran. Pesawat itu terbang ke Kiev dan membawa sebagian besar warga Iran dan Iran-Kanada.
Semua penumpang dan awak yang menumpangi pesawat Ukraine International Airlines telah dinyatakan tewas. Terdapat 176 korban jiwa, dengan rincian, 82 orang Iran, 63 orang Kanada, 11 orang Ukraina, 10 orang Swedia, tiga warga Jerman, dan tiga warga Inggris.
Dengan mengutip kajian mendalam dari data satelit, satu pejabat AS mengatakan, pemerintah telah menyimpulkan secara meyakinkan bahwa rudal-rudal antipesawat telah menyebabkan pesawat itu jatuh. Pesawat jatuh pada hari yang sama ketika Iran melancarkan serangan peluru kendali balistik ke arah pasukan AS di Irak.
Sang pejabat mengatakan, pesawat milik Ukraine International Airlines itu sebelumnya terdeteksi pada radar Iran. Data menunjukkan, bahwa jet Boeing 737-800 itu sedang terbang di udara selama dua menit setelah lepas landas dari Teheran ketika penunjuk suhu panas dari rudal darat-ke-udara terdeteksi.
"Tanda-tanda itu tak lama kemudian diikuti dengan ledakan di sekitar pesawat," kata pejabat tersebut. Data suhu panas kemudian menunjukkan bahwa pesawat itu terbakar ketika jatuh.
Presiden AS Donald Trump pun menyatakan, ia percaya jika Iran bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut. Meskipun ia tidak secara langsung menyalahkan Iran, tetapi ia menolak klaim, di mana kecelakaan pesawat tersebut dianggap sebagai masalah mekanis.
"Seseorang bisa saja membuat kesalahan di sisi lain," Kata Trump seperti dilansir AP, Jumat (10/1).
Puing-puing dari jatuhnya Ukraine International Airlines yang jatuh di Iran, Rabu (8/1).
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga menduga pesawat Ukraine International Airlines jatuh akibat dihantam misil Iran. Trudeau mengaku telah menerima informasi intelijen dari berbagai sumber yang mengarah pada dugaan tersebut.
"Bukti mengindikasikan pesawat itu ditembak jatuh oleh misil darat ke udara milik Iran. Kami menyadari ini mungkin dilakukan tanpa sengaja," ujarnya dikutip Reuters, pada Kamis (9/1).
Kendati demikian, dia mengakui bahwa hanya penyelidikan komprehensif dan kredibel yang dapat memastikan penyebab jatuhnya pesawat tersebut. "Saya ingin jawaban," kata Trudeau.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah meminta semua pihak tak berspekulasi tentang penyebab jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines di Teheran. Menurutnya, biarkan penyelidikan terkait kejadian tersebut berjalan.
"Tak diragukan lagi, prioritas bagi Ukraina adalah mengidentifikasi penyebab kecelakaan pesawat. Kami pasti akan menemukan kebenaran. Untuk tujuan ini penyelidikan menyeluruh dan independen akan dilakukan sesuai dengan hukum internasional," kata Zelenskiy pada Kamis.
Dia mengungkapkan akan terus menjalin koordinasi dengan Presiden Iran Hassan Rouhani dan bekerja sama menyelidiki insiden tersebut. Namun, tim penyelidik Iran telah mengeluarkan pernyataan, bahwa pesawat tersebut terbakar sesaat sebelum jatuh dan membantah dugaan pesawat dihantam rudal Iran.
"Secara ilmiah, tidak mungkin rudal menghantam pesawat Ukraina itu, rumor seperti itu tidak logis," demikian dilaporkan Kantor Berita ISNA, mengutip Kepala Badan Penerbangan Sipil Ali Abedzadeh.
Pemerintah Iran juga menegaskan, tidak akan memberikan kotak hitam pesawat Ukraina yang jatuh kepada pembuat pesawat, Boeing. Seperti dilaporkan Reuters, Rabu (8/1) Iran tidak memberikan keterangan yang jelas ke mana kotak hitam dari pesawat Ukraine International Airlines Boeing 737 akan dikirim untuk dianalisis.
[video] Soleimani Terbunuh, Stabilitas Global Terancam