Ahad 12 Jan 2020 08:10 WIB

'Neraka di Bumi': Warga Kangaroo Island di Australia Dipenuhi Rasa Ketakutan

Kingscote kini dalam keadaan terisolasi karena keadaan yang memburuk.

Red:
.
.

Warga yang tinggal di Kangaroo Island dipenuhi rasa ketakutan dan tidak kepastian, setelah pulau di Australia Selatan tersebut mengalami kebakaran hutan.

  • Warga di Kangaroo Island diminta untuk mengungsi ke dua kota kecil
  • Video dan foto yang diambil seorang pilot helikopter menunjukkan besarnya api
  • Para pakar khawatir sejumlah hewan khas Australia akan terancam punah

 

Baca Juga

Mereka kini sedang mengungsi ke kota kecil Penneshaw dan Kingscote, setelah status gawat darurat diberlakukan sejak kondisi cuaca yang ekstrim, hari Kamis (09/01/2020).

Kingscote kini dalam keadaan terisolasi karena keadaan yang memburuk dengan ditutupnya akses jalan. Transportasi jalur air dengan kapal feri SeaLink kini hanya dibatasi untuk warga lokal saja.

Sebuah tayangan video yang direkam oleh pilot helikopter Trent Lawson menunjukkan intensitas api yang begitu besar dekat kawasan Parndana.

"Api yang besar menghanguskan Kangaroo Island saat ini," kata Trent di akun Instagram-nya.

Kangaroo Island juga dikenal sebagai rumah dari sejumlah hewan-hewan khas Australia, bukan hanya kanguru dan koala.

Api telah menghanguskan Taman Nasional Flinders Chase, dimana para pakar sains mengkhawatirkan beberapa hewan terancam punah.

 

Kobaran api lainnya juga telah mengancam kota Vivionne Bay, dimana evakuasi sudah dimulai sejak dua hari lalu.

Warga dan pelancong yang berkunjung ke pulau ini telah berkumpul di gedung Kingscote Oval, mereka mengaku tidak bisa tidur karena kekhawatiran ancaman api.

"Kita sebelumnya pergi ke rumah teman, kemudian ke teman yang lain di Kingscote dan sekarang kita disini," kata Alana Furniss, ibu dengan tiga anak yang menyelematkan diri dari kebakaran di Parndana, sementara suaminya ikut padamkan api.

"Ini jadi tempat kita ketiga, kita datang dari Sungai Cygnet. Rumah kami disana, tak tahu apakah masih ada atau tidak,"

 

Warga lainnya, Kate Heinrich mengungsi ke Kingscote Rabu malam dan ia terus mengikuti perkembangan berita soal kebakaran.

"Saya pulang ke rumah, lalu ke Kingscote, merayakan ulang tahun disini dan merasa ada di tempat yang aman, sebelum kemarin diberi tahu api mulai ke arah kami, kita jadi ketakutan," kata Kate.

"Kemarin malam kita berkemas dari sebuah rumah yang ditinggali beberapa orang lainnya dan kita kesini, belum tidur semalaman," tambahnya.

 

Jeanene Ellson mengatakan warga terus berkumpul bersama, meski mereka sedang stress.

"Kita pikir tempat paling aman adalah dekat daerah perairan, jadi kalau kita harus masuk ke air bisa melakukannya," ujarnya yang merasa berada di tempat aman.

Seorang pengunjung, Nick Markopoulos, juga adalah satu yang kini berkumpul dekat kawasan Kingscote.

"Kita ke sini karena ini tempat aman, saya rasa kita dikelilingi perairan, jadi tak bisa terbakar. Kita menunggu, melihat, dan berharap untuk yang terbaik."

Sebelumnya ia tinggal di kawasan Snowy Mountains, di negara bagian New South Wales, yang juga sedang terancam kebakaran.

Dalam unggahan Twitter-nya, Dewan Kota Kangaroo Island, Michael Pengilly mengatakan bencana alam tersebut seperti "neraka di bumi".

 

"Tadi malam adalah bencana besar tak terduga," kata Michael kepada ABC Radio Adelaide Jumat pagi (10/01).

Ia mengatakan upaya pemulihan akan terus berlanjut.

"Pepohonan dan tanaman akan mulai tumbuh kembali dengan cepat. Dalam beberapa minggu, terutama di sebelah barat, anda akan melihat banyak tunas hijau keluar," katanya.

Sekitar 300 pasukan militer Australia saat ini ditempatkan di pulau itu, termasuk untuk membantu proses evakuasi.

Laporan ini telah diringkas dari beritanya dalam bahasa Inggris, yang bisa dibaca disini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement