REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan isu saham gorengan yang akhir-akhir ini mencuat tidak mempengaruhi minat investor asing menanamkan modalnya di Indonesia. Pasalnya, investor asing memiliki pertimbangan tersendiri saat berinvestasi di dalam negeri.
"Memang sentimennya negatif, tapi tidak berpengaruh terhadap market asing," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo dalam acara Media Gathering, Jumat (10/1).
Laksono menjelaskan, investor asing lebih fokus pada saham-saham blue chip atau saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Sementara saham-saham yang digoreng biasanya memiliki kapitalisasi pasar kecil.
Menurut Laksono, investor asing lebih terdampak terhadap isu-isu global seperti konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran atau kesepakatan dagang AS dan China. Selain itu, Laksono menambahkan, investor asing juga sangat sensitif terhadap berita-berita ekonomi Indonesia.
"Kadang terpangaruh isu politik tapi enggak terlalu fokus karena politik Indonesia sekarang sangat dinamis," tutur Laksono.
Laksono mengungkapkan, pihaknya mengidentifikasi setidaknya ada 41 saham yang merupakan saham gorengan. Laksono mengakui saham-saham gorengan memberikan kontribusi yang besar dari sisi volume. Namun, jika dilihat dari sisi value, kontribusinya sangat kecil sekitar 8,3 persen selama 2019.