Jumat 10 Jan 2020 16:33 WIB

Iran: Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Ukraina Sesuai Standar

Iran membantah tudingan menembak misil ke pesawat Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga berkerumun di antara puing pesawat Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, barat daya ibu kota Teheran, Iran, Rabu (8/1). Pesawat itu membawa 176 penumpang yang jatuh tak lama setelah lepas landas.
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Warga berkerumun di antara puing pesawat Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, barat daya ibu kota Teheran, Iran, Rabu (8/1). Pesawat itu membawa 176 penumpang yang jatuh tak lama setelah lepas landas.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran mengatakan proses penyelidikan jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines telah sesuai dengan standar internasional. Hal itu disampaikan menyusul adanya dugaan bahwa pesawat tersebut jatuh karena tertembak misil milik negara tersebut.

"Republik Islam Iran telah memulai penyelidikan tentang penyebab kecelakaan pesawat ini sesuai dengan standar internasional dan kriteria ICAO (International Civil Aviation Organization) serta telah mengundang Ukraina sebagai pemilik pesawat dan perusahaan Boeing sebagai produsen pesawat untuk ikut serta dalam penyelidikan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Sayyed Abbas Mousavi pada Kamis (9/1) malam, dikutip laman Iran Front Page.

Baca Juga

Dia mengatakan Iran menyambut baik kehadiran para ahli dari negara-negara yang warganya meninggal dalam kecelakaan tersebut. Dia meminta semua pihak yang memiliki informasi tentang insiden itu untuk berbagi dengan komite yang telah dibentuk Iran.

Juru bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei telah membantah tudingan yang menyebut negaranya bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines. Dia menyebut tuduhan itu merupakan kebohongan dan bagian dari operasi psikologis Amerika Serikat (AS).

Dia mengungkapkan sebuah komite yang bertugas menyelidiki insiden jatuhnya pesawat telah dibentuk berdasarkan peraturan dari ICAO. Proses penyelidikan oleh komite tersebut akan transparan dan melibatkan para ahli dari dua negara. Rabiei menyebut perwakilan Ukraina sudah berada di Iran untuk memeriksa kotak hitam pesawat.

"Kami juga menyambut kehadiran negara-negara terkait yang warga negaranya terbunuh dalam insiden pahit dalam proses penyelidikan," ujar Rabiei pada Jumat (10/1), dikutip laman Anadolu Agency.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah menduga bahwa pesawat Ukraine International Airlines jatuh akibat terhantam rudal Iran. "Sekarang ada badan informasi bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara Iran," kata Boris Johnson pada Kamis.

Justin Trudeau memiliki dugaan serupa. Dia mengklaim telah menerima informasi intelijen dengan berbagai sumber yang mengarah pada dugaan tersebut.

"Bukti mengindikasikan pesawat itu ditembak jatuh oleh misil darat ke udara milik Iran. Kami menyadari ini mungkin dilakukan tanpa sengaja," kata Trudeau.

Kendati demikian dia mengakui bahwa hanya penyelidikan komprehensif dan kredibel yang dapat memastikan penyebab jatuhnya pesawat tersebut. "Saya ingin jawaban," ujarnya.

Pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines jatuh di Teheran pada Rabu. Pesawat disebut mengalami masalah teknis setelah lepas landas dari bandara Imam Khomeini.

Semua penumpang dan awak yang menumpangi pesawat Ukraine International Airline telah dinyatakan tewas. Terdapat 176 korban jiwa, dengan rincian, 82 orang Iran, 63 orang Kanada, 11 orang Ukraina, 10 orang Swedia, tiga warga Jerman, dan tiga warga Inggris. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement