Jumat 10 Jan 2020 17:21 WIB

ASN Kota Malang Dianjurkan Kenakan Pakaian Adat

Imbauan pakaian adat setiap Kamis sebenarnya bagian dari penguatan karakter

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah peserta upacara bendera mengenakan pakaian adat (ilustrasi)
Foto: Antara/Ardiansyah
Sejumlah peserta upacara bendera mengenakan pakaian adat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang, Sutiaji telah menyusun instruksi baru untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN). Ia menganjurkan ASN untuk mengenakan pakaian adat setiap Kamis. "Kami sudah susun instruksi itu, mestinya Kamis depan barangkali sudah (berlaku, Red)," ujar Sutiaji saat ditemui wartawan di Mapolresta Malang Kota, Jumat (10/1).

Menurut Sutiaji, imbauan pakaian adat setiap Kamis sebenarnya bagian dari penguatan karakter. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menginginkan budaya daerah tetap tertanam kuat di dalam diri warganya. Masyarakat harus bangga dengan budaya yang dimilikinya sehingga bisa terus dilestarikan.

Baca Juga

Semula, Sutiaji membolehkan ASN menggunakan pakaian adat dari berbagai daerah. Kemudian dia lebih mengkhususkan pada pakaian daerah Jawa saja. Hal ini dipilih semata-mata untuk menguatkan karakter budaya lokal.

Sebelum memutuskan pakaian adat Jawa, Sutiaji mengaku, sempat ingin menerapkan baju Malangan. Namun rencana ini dibatalkan mengingat adanya kekurangan dari pakaian tersebut. Dia menilai, baju Malangan tidak bisa dimodifikasi sehingga terkesan seragam.

Imbauan ini tidak hanya berlaku untuk ASN di lingkungan pemerintahan, tapi juga kalangan lain. Dalam hal ini termasuk para guru dan staf di lingkungan sekolah. "Perhotelan juga akan kami minta," jelas Sutiaji.

Sutiaji menegaskan, imbauan pakaian adat setiap Kamis tidak bersifat wajib. Hal ini berarti tidak ada paksaan dan sanksi terhadap mereka yang tidak mengikuti instruksi. "Enggak sampai harus sewa. Kalau enggak punya, ya tidak usah (pakai, Red)," ucap dia.

ASN Pemkot Malang, Erik Maulana mengaku sangat menyambut baik instruksi Wali Kota Malang terkait pakaian adat. Ia tidak merasa keberatan dengan adanya anjuran tersebut. Menurutnya, instruksi itu sekaligus momen baginya untuk membeli baju baru kembali. "Jadi pengen explore baju adat apa yang ada di pasaran," jelasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement