Jumat 10 Jan 2020 19:13 WIB

Tanah Retak Terjadi Seusai Banjir di Sangihe

Lima rumah warga terancam longsor jika retakan tanah melebar.

Red: Ani Nursalikah
Tanah Retak Terjadi Usai Banjir di Sangihe. Kondisi Kampung Lebo, Kabupaten Kepulauan Sangihe, yang hancur akibat banjir Bandang dan tanah Longsor, Jumat (3/1/2020).
Foto: Antara/Stenly Pontolawokang
Tanah Retak Terjadi Usai Banjir di Sangihe. Kondisi Kampung Lebo, Kabupaten Kepulauan Sangihe, yang hancur akibat banjir Bandang dan tanah Longsor, Jumat (3/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, TAHUNA -- Tanah retak sepanjang 50 meter ditemukan di permukiman penduduk pascabanjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kampung Lebo, Kecamatan Manganitu, di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

Babinsa TNI Sersan Satu (Sertu) Roy Sinadia, anggota Komando Rayon Militer (Koramil) 1301-04/Manganitu mengatakan masyarakat telah melaporkan terjadinya keretakan tanah di atas pemukiman warga Lindongan 1 Kampung Lebo.

Baca Juga

"Setelah kami cek, memang benar ada tanah yang mengalami retak sepanjang kurang lebih 50 meter sehingga membahayakan masyarakat setempat," katanya di Lebo, Jumat (10/1).

Kampung Lebo merupakan satu wilayah yang mengalami kerusakan cukup parah. Sebanyak tiga korban meninggal dan puluhan rumah rusak pada banjir bandang yang terjadi Jumat (3/1) lalu. Curah hujan di wilayah tersebut masih cukup tinggi dalam sepekan terakhir ini.