Jumat 10 Jan 2020 19:14 WIB

Warga Depok Diimbau Aktif Tanam Pohon

Imbauan itu disampaikan Kepala DLHK dalam rangka Hari Gerakan Sejuta Pohon.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Seniman yang tergabung dalam Aliansi Seniman Rudet Bandung (ASET BANDUNG) melakukan aksi selamatkan bumi dalam rangka hari gerakan sejuta pohon.
Foto: Abdan Syakura_Republika
Seniman yang tergabung dalam Aliansi Seniman Rudet Bandung (ASET BANDUNG) melakukan aksi selamatkan bumi dalam rangka hari gerakan sejuta pohon.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Ety Suryahati mengimbau masyarakat mengenai pentingnya melestarikan lingkungan. Salah satunya dengan aktif melakukan penanaman pohon. Anjuran ini dalam rangka Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia yang diperingati setiap 10 Januari.

"Pohon merupakan makhluk hidup yang punya andil dalam pertumbuhan manusia. Pohon dapat mengurangi kandungan Karbondioksida (CO2) dalam air dan mengeluarkan Oksigen ke udara untuk nafas manusia,” ujar Etty di Balai Kota, Jumat (10/1).

Baca Juga

Menurut Etty, banyaknya permintaan penebangan pohon dari warga, membuat pihaknya mewajibkan masyarakat untuk mengganti pohon yang ditebang dengan menanam bibit kembali. Hal tersebut dimaksudkan agar penghijauan kota dapat tetap terjaga.

"Banyak permintaan untuk melakukan penebangan, khususnya saat musim hujan dan angin kencang, seperti saat ini. Namun, penebangan pohon masih kita pertimbangkan, jika masih bisa dipangkas, maka kami rampingkan saja," jelasnya.

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk menyayangi pohon dengan cara tidak memaku. Sebab, bisa mengakibatkan pohon rapuh dan rawan tumbang. "Pohon jangan dipaku untuk iklan atau informasi apapun, karena itu bisa menyakiti dan membuat pohon mudah rapuh," kata Etty. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement