Sabtu 11 Jan 2020 05:25 WIB

Kenapa Pemimpin Muslim Gemar Membangun Masjid Megah?

Masjid megah dilihat sebagai pengukuhan atas kejayaan pemimpinnya.

Rep: Febryan A./ Red: Ani Nursalikah
Kenapa Pemimpin Muslim Gemar Membangun Masjid Megah? Masjid Agung Sultan Qaboos
Foto: Wikipedia
Kenapa Pemimpin Muslim Gemar Membangun Masjid Megah? Masjid Agung Sultan Qaboos

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa awal Islam, masjid adalah urusan sederhana, tanpa kubah dan menara. Seperti Nabi Muhammad yang menjadikan halaman rumahnya sebagai tempat shalat.

Namun, sebagaimana dilansir di The Economist, Jumat (10/1), para autokrat Arab sekarang melihat soal masjid secara berbeda. Banyak diantaranya yang ingin meninggalkan warisan bagi negaranya berupa masjid megah sebagai pengukuhan atas kejayaan kepemimpinannya.

Baca Juga

Misalnya, mantan presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika yang telah digulingkan tahun lalu. Ia membangun Masjid Agung Aljazair dan berhasil mengalahkan masjid di Maroko sebagai masjid terbesar di Afrika. Berdiri di lahan seluas 40 hektare, pembangunannya menelan biaya satu miliar dolar AS (sekitar Rp 13,8 triliun).

Sultan Qaboos dari Oman juga mendirikan masjid megah yang dinamakan Masjid Agung Sultan Qaboos. Masjid ini memegang rekor chandelier (lampu gantung) terbesar di dunia hingga akhirnya dikalahkan oleh masjid di Uni Emirat Arab.