REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Bupati Gowa, Sulawesi Selatan Adnan Purichta Ichsan YL memimpin langsung apel kesiapsiagaan menghadapi bencana alam yang berpotensi terjadi di wilayahnya sesuai dengan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). "Perkembangan situasi cuaca yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dapat berubah dalam sewaktu-waktu," ujar Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat memberikan sambutannya, Sabtu (11/1).
Ia mengatakan perkembangan situasi cuaca berdasarkan prakiraan BMKG berpotensi hujan lebat, angin kencang, cuaca panas serta kondisi lainnya. Kondisi itu menuntut peran seluruh pemangku kepentingan untuk dapat mengantisipasi kejadian dan hal-hal yang mungkin saja terjadi.
Adnan meminta agar seluruh pemangku kepentingan termasuk yang tergabung dalam Tim Search and Rescue (SAR) agar selalu meningkatkan kesiapsiagaan. Termasuk peran pimpinan OPD dan camat agar tetap siaga 24 jam.
"Setelah apel ini saya minta kesiapan personel dan peralatan SAR semakin ditingkatkan dan segera ditindaklanjuti dengan gladi atau latihan bersama dengan melibatkan seluruh personel dan peralatan yang kita miliki," katanya.
Adnan menyatakan dengan latihan intens akan menambah pengetahuan serta dapat mengevaluasi sejauh mana kemampuan personel dan alat yang dimiliki. Termasuk dapat mengetahui sejauh mana efektifitas koordinasi saat berada di lapangan nantinya. Apalagi Kabupaten Gowa pada 2019 lalu menjadi daerah yang terkena dampak bencana akibat cuaca ekstrem.
"Masih belum hilang dari ingatan kita semua bagaimana kejadian banjir besar dan tanah longsor yang melanda sejumlah daerah di sini. Bahkan di kejadian ini menelan korban puluhan jiwa," kenangnya.
Menurut dia dalam penanganan bencana, ada lima hal yang perlu diperhatikan. Pertama, melakukan deteksi dini, deteksi aksi serta mencermati setiap perkembangan di lapangan yang mengarah kepada kekuatan personel dan peralatan SAR.
Kedua, petakan kerawanan, situasi dan daerah yang mengarah terjadinya bencana dengan melakukan koordinasi dan saling tukar informasi. "Di wilayah Kabupaten Gowa selain banjir dan longsor juga dapat berpotensi terjadi pohon tumbang yang dapat meresahkan masyarakat di permukiman hingga pengguna jalan raya. Makanya hal ini harus mendapat perhatian yang serius untuk dapat mengantisipasinya," ungkapnya.
Hal ketiga yaitu melakukan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan sebagian tim penanggulangan bencana. Mulai dari BPBD, TNI, Polri dan relawan kemanusiaan lainnya. Keempat, menjaga solidaritas dan sinergitas yang sudah baik ini dengan melakukan pelatihan-pelatihan lanjutan sebagai upaya menambah kesiapsiagaan tim di lapangan. Kelima, membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat dengan selalu waspada terhadap bencana di lingkungan sekitarnya.
"Kita juga harus meningkatkan ibadah kita serta selalu berdoa agar terhindar dari bencana yang tidak diinginkan. Selalu berdoa agar perkiraan BMKG yang memprediksi akan terjadi cuaca ekstrem tidak terjadi, baik di wilayah kita maupun wilayah lainnya," katanya.