REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani meminta maaf kepada Ukraina, karena tidak sengaja menembakkan rudal ke pesawat Ukraine International Airlines. Tragedi ini telah menewaskan 176 penumpang serta awak pesawat.
Rouhani mengungkapkan permintaan maafnya kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy melalui pembicaraan telepon. Teheran menyatakan, semua orang yang terlibat dalam penembakkan rudal terhadap Ukraine International Airlines akan dimintai pertanggungjawaban.
"Presiden Republik Islam Iran sepenuhnya mengakui bahwa tragedi itu disebabkan oleh tindakan keliru militer negara ini," ujar pernyataan Kantor Kepresidenan Ukraina, dilansir Anadolu Agency, Ahad (12/1).
Kementerian Luar Negeri Ukraina akan segera mengirimkan catatan ke Iran mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan selanjutnya, termasuk aspek hukum dari masalah kompensasi. Pihak Iran sepakat dengan catatan Ukraina tersebut.
"Sangat penting bagi kami agar para jenazah dikembalikan ke Ukraina pada pekan depan, tanggal 19 Januari, sehingga kerabat mereka dapat memberikan perpisahan terakhir," ujar Zelenskiy.
Militer Iran mengaku telah menembak jatuh pesawat Ukraine International Airline, Sabtu (11/1). Pengumuman yang dibacakan dalam saluran TV pemerintah ini menyatakan, peristiwa itu terjadi karena ketidaksengajaan yang dilakukan oleh kesalahan manusia atau human error.
Pesawat Ukraina yang jatuh awal pekan ini di Iran telah terbang dekat dengan situs militer milik pasukan elite Garda Revolusi Iran. Militer Iran menyatakan, pesawat itu pun ditembak jatuh secara tidak sengaja karena kesalahan manusia.
Atas penemuan itu, pihak-pihak yang bertanggung jawab akan dirujuk ke Departemen Kehakiman di dalam militer. Mereka yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban.
Pesawat Boeing 737 ini jatuh di Teheran ketika akan melakukan perjalanan ke Kiev, Rabu (8/1). Dalam penyelidikan awal, pesawat disebut mengalami masalah teknis setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini.