REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim mengatakan Ketua Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) Latheefa Koya harus menjelaskan lebih lanjut mengapa dia membuka rekaman percakapan telepon yang melibatkan mantan Perdana Menteri Najib Razak.
"Saya pikir dia harus menjelaskan lebih lanjut karena ada kekhawatiran tentang privasi dan kerahasiaan dalam percakapan telepon antara suami dan istri," katanya ketika diwawancarai usai menghadiri acara Majelis Perwakilan KAHMI Malaysia di Gedung ISTAC IIUM Kuala Lumpur, Sabtu (11/1).
Namun, ketua International Institute of Islamic Thought (IIIT) ini mengatakan bahwa keadilan perlu dilakukan. Informasi juga harus diungkapkan dalam percakapan harus diperhitungkan.
Anwar mengatakan dia tidak yakin apakah informasi itu akan mempengaruhi persidangan kriminal yang sedang berlangsung terhadap Datuk Seri Najib Razak. Tetapi dia mengatakan bahwa masalah tersebut harus diserahkan kepada polisi dan merujuk ke pengadilan jika memang dapat diterima.
Sebelumnya Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) merilis sembilan set rekaman 45 menit yang diduga sebagai konspirasi kriminal tingkat tinggi di Kantor MACC Putrajaya, Rabu. Pada konferensi pers khusus tersebut, Ketua MACC, Latheefa Koya, mendengar rekaman percakapan yang melibatkan skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB) dan SRC International Sdn Bhd.
Di antara sembilan set percakapan tersebut berupa rekaman mantan Ketua MACC Tan Sri Dzulkifli Ahmad mengungkapkan informasi investigasi tentang skandal dana 1MDB ke mantan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak pada 2016.
Latheefa mengatakan semua rekaman percakapan yang diungkapkan oleh MACC diduga telah terjadi pada 2016 dan investigasi sejauh ini terbukti asli. Dia mengatakan rekaman itu diyakini melibatkan setidaknya tujuh orang termasuk Najib dan istrinya, Datin Seri Rosmah Mansor, anggota Parlemen Baling Dzulkifli, Datuk Seri Abdul Azeez Abdul Rahim, Datuk Amhari Efendi Nazaruddin dan dua orang dari Uni Emirat Arab (UEA).
Latheefa mengatakan diskusi antara individu-individu dalam rekaman tersebut mengungkapkan unsur-unsur konspirasi kriminal, pelanggaran kepercayaan, penyalahgunaan kekuasaan, pengungkapan informasi rahasia, pemalsuan dokumen dan ancaman terhadap keamanan nasional. Dia mengatakan sembilan set rekaman diterima oleh MACC pada awal tahun ini.
"MACC akan menyerahkan semua rekaman rekaman kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut," katanya.
Dia mengatakan pihaknya perlu mengambil waktu untuk menganalisis rekaman tersebut yang pertama kali disampaikan kepada umum pada jumpa pers tersebut. "Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad juga belum mengetahui rekaman audio tersebut," katanya.