Ahad 12 Jan 2020 08:57 WIB

Kemenhub Tambah Runway Bandara Dewadaru Jadi 1.600 M

Dengan penambahan runway, diharapkan frekuensi penerbangan Karimunjawa bertambah.

Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan mengembangkan Bandara Dewadaru Karimunjawa untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke wilayah itu. Jika selama ini penerbangan hanya tiga kali sepekan, diharapkan pengembangan runway dapat menambah frekuensi penerbangan menjadi setiap hari.

Pengembangan Bandara Dewadaru meliputi sisi darat dan sisi udara. Sisi udara, yakni panjang landasan pacu (runway) ditambah dari 1.200 meter menjadi 1.600. Sementara itu, di sisi darat, yakni akan dibangun terminal seluas 2.800 meter dari yang saat ini 1.000 meter.

“Nanti pergerakan pesawat akan bertambah terutama dari Semarang, dari apa yang sudah kita jalankan yang tadinya tidak ada penerbangan, 2018 mulai ada pertumbuhan pesat ,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau Bandara Dewadaru, Karimunjawa, Jepara, Sabtu (11/1).

Saat ini frekuensi penerbangan di Bandara Dewadaru baru tiga kali dalam seminggu, yakni pada Jumat, Ahad dan Senin. Budi berharap jika sudah selesai pengembangan bandara, pihaknya berharap penerbangan bisa beroperasi setiap hari.

“Kalau sudah tiap hari membuat percaya diri masyarakat yang ada, di sini termasuk turis. Dengan posisi sekarang harus tinggal di sini lima sampai enam hari padahal fleksibilitas mereka ada yang ingin dua hari, jadi harus dipenuhi,” katanya.

Selain itu, pengembangan ini juga untuk menyangga salah satu destinasi wisata super prioritas Candi Borobudur. Dari bandara Karimunjawa, jarak menuju Borobudur hanya 40 mil atau 64 kilometer. 

“Saya bersama Bu Dirjen secara khusus mendatangi Karimun Jawa karena potensi pariwisatanya bagus dan ini sudah terbukti banyak sekali turis yang senang ke Karimun Jawa,” kata Budi Karya.

Ia mengatakan destinasi wisata Karimunjawa sudah sangat diminati, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Letaknya pun tidak jauh dari Yogyakarta.

“Kalau dilihat dari potensi ini kan kita juga akan jadikan Borobudur sebenarnya jadi satu tujuan wisata. Jadi kalau dikombinasikan antara Borobudur dan Karimun Jawa itu bagus,” katanya.

Dikembangkannya akses transportasi udara, lanjut Menhub, karena untuk transportasi laut pada masa-masa akhir dan awal tahun terganggu angin Barat. “Untuk penggunaan kapal pada musim angin Barat agak tinggi kurang diminati masyarakat,” katanya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement