Ahad 12 Jan 2020 10:00 WIB

Diejek Karyawan Sendiri, Boeing 737 Dirancang Oleh 'Badut'

Karyawan Boeing bahkan enggan menempatkan keluarga mereka dalam simulator penerbangan

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Friska Yolanda
Proses perakitan pesawat Boeing 737 di Renton, Washington, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Proses perakitan pesawat Boeing 737 di Renton, Washington, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pesawat Boeing 737 MAX nyatanya mendapat ejekan dari karyawan perusahaan itu sendiri. Hal tersebut terungkap setelah Boeing merilis ratusan pesan internal terkait pesawat model 737 MAX.

Seperti diwartakan Reuters, Ahad (12/1), pesan-pesan tersebut berisi komentar keras tentang perkembangan 737 MAX. Salah satunya termasuk yang mengatakan bahwa pesawat itu 'dirancang oleh badut dan pada gilirannya diawasi oleh monyet'.

Baca Juga

Mereka menyebut pesawat model baru itu sebagai lelucon. Pesan-pesan tersebut menunjukan adanya upaya menutupi masalah yang dari para regulator semisal Administrasi Penerbangan Federal dan regulator penerbangan asing.

Boeing 737 MAX tengah mengalami pelarangan terbang sejak Maret lalu usai dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia. Peristiwa itu menewaskan 346 orang.

Dalam sebuah pesan yang dikirim pada 8 Februari 2018, karyawan Boeing bahkan enggan menempatkan keluarga mereka dalam simulator penerbangan 737 MAX.

Secara khusus, beberapa komunikasi mengungkapkan upaya Boeing untuk menghindari pelatihan pilot melalui simulator. Mereka beralasan bahwa proses latihan itu memakan waktu dan biaya.

Namun belakangan, pabrikan pesawat asal Amerika Serikat (AS) itu mengatakan akan merekomendasikan pilot melakukan pelatihan simulator sebelum mereka melanjutkan menerbangkan 737 MAX.

Pesan-pesan beredar yang menunjukan rasa tidak hormat terhadap FAA yang menempatkan Boeing pada krisis terbesar sepanjang sejarah. Boeing kesulitan menempatkan produk mereka ke udara sekaligus mengembalikan kepercayaan publik.

FAA mengatakan, bagaimanapun pesan-pesan itu tidak menimbulkan masalah keamanan baru. Meskipun nada dan isi beberapa bahasa yang terkandung dalam dokumen-dokumen tersebut terdengar mengecewakan.

"komunikasi itu tidak mencerminkan perusahaan. Hal itu benar-benar tidak dapat diterima," kata Boeing.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement