Senin 13 Jan 2020 00:14 WIB

Jabar Dinilai Layak Jadi Pusat Busana Muslim Dunia

Jabar berusaha progresif mengembangkan diri sebagai pusat busana muslim.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Jabar mengejar target menjadi salah pusat busana muslim dunia.
Foto: Republika/Prayogi
Jabar mengejar target menjadi salah pusat busana muslim dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendukung perkembangan industri kreatif di Jabar, termasuk industri busana muslim. Menurut Ridwan Kamil,  Jabar patut menjadi pusat mode muslim dunia karena memiliki penduduk mayoritas muslim.

"Jabar juga cukup progresif dalam mengembangkan ekonomi kreatif (ekraf)," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan akhir pekan ini.

Baca Juga

Emil mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar terus berkomitmen untuk mengembangkan ekraf. Di antaranya dengan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jabar Nomor 15 Tahun 2017 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Perda Provinsi Jabar Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Kekayaan Intelektual.

"Kami bercita-cita Jawa Barat menjadi pusat fashion muslim di Indonesia, Insya Allah dunia," kata Emil.

Selain itu, kata dia, pihaknya turut mendorong bisnis dengan konsep circular economy. Yakni konsep bisnis yang berpedoman pada prinsip mengurangi sampah dan memaksimalkan sumber daya yang sudah ada alias daur ulang.

Pemprov Jabar pun, bersama Shafira Corporation sekaligus menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait green business atau bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan keberlangsungan lingkungan.

MoU ini mempunyai misi 'Fashion Industries and Sustainability' yang berisi kesepakatan tentang kontribusi industri mode terhadap lingkungan. Nantinya, Shafira Corporation siap mendukung berbagai program terkait lingkungan yang dicanangkan Pemda Provinsi Jabar.

"Kami dorong kepada pihak-pihak yang punya tujuan bisnis, dakwah, dan (urusan) kemanusiaan lainnya," katanya.

Sementara menurut Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar Atalia Ridwan Kamil, industri mode nasional tumbuh pesat dan menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua dari sub-sektor ekraf setelah kuliner. Khususnya pakaian muslim, kata Atalia, saat ini tren tersebut terus berkembang, termasuk dengan banyaknya perempuan Indonesia yang mengenakan hijab.

"Hijab menjadi mode. Ini harus diapresiasi. Mode muslim juga menjadi sebuah syiar," katanya.

Untuk memajukan industri fashion muslim, Atalia mendorong para perancang mode untuk memberikan banyak pilihan desain bagi para muslim di Jabar, Indonesia, bahkan dunia, untuk mendukung ragam aktivitas muslim.

"Bentuk, warna, dan desain perlu terus diracik. Dalam hal ini Shafira tidak lelah mensiarkan kebaikan dalam bidang mode," kata Atalia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement