Senin 13 Jan 2020 16:06 WIB

Menyandau Durian, Kearifan Lokal Warga Kalimantan Tengah

Nyandau durian ini bisa menjadi sebuah potensi wisata alam yang akan dikembangkan.

Red: Dwi Murdaningsih
 Tradisi 'menyandau' durian masih dijalankan masyarakat pelosok desa di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.  Foto:Pedagang menata buah durian yang dijual pada Festival Durian Nusantara di Pasar Sipansa, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/12/2019).
Foto: Antara/Suwandy
Tradisi 'menyandau' durian masih dijalankan masyarakat pelosok desa di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Foto:Pedagang menata buah durian yang dijual pada Festival Durian Nusantara di Pasar Sipansa, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Tradisi 'menyandau' durian masih dijalankan masyarakat pelosok desa di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Salah satunya di Desa Riam. Ini sebagai salah satu gambaran bahwa budaya itu masih dipertahankan sebagai kearifan budaya lokal.

Nyandau adalah panen durian. Nyandau dilakukan dengan bermalam di tengah hutan, membuat pondok tak jauh dari pohon durian lalu menunggu durian jatuh.

Baca Juga

"Menyandau durian ini adalah sebuah tradisi yang hingga saat ini masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Bahkan nyandau buah durian ini bisa menjadi sebuah potensi wisata alam yang akan dikembangkan," kata Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) Nurhidayah, akhir pekan lalu.

Menurutnya, tradisi menyandau durian berpotensi untuk pengembangan pariwisata. Kecamatan Arut Utara mempunyai potensi pengembangan varietas lokal tanaman hutan, seperti durian, keratungan, pampaan, dan buah hutan lainnya.