Senin 13 Jan 2020 15:49 WIB

Pertamina Integrasikan Kilang TPPI dengan Kilang Tuban

Pertamina sedang mengembangkan kilang minyak di enam lokasi

Rep: Adinda Pryanka, Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Suasana kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur. foto ilustrasi
Foto: Antara/Moch Asim
Suasana kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur. foto ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) siap mengintegrasikan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang merupakan anak usaha Turban Petro dengan megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Upaya ini dilakukan setelah Pertamina menguasai saham mayoritas Tuban Petro hingga 51 persen.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, restrukturisasi Tuban Petro merupakan bagian dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas (flexibility). Artinya, mode kilang dapat beralih baik mode petrokimia ataupun mogas. Hal ini membuat produksi kilang dapat menyesuaikan dengan permintaan pada saat beroperasi.

Baca Juga

Dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, Nicke berharap, efisiensi dapat ditingkatkan. Baik dari sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal, sehingga meraih keuntungan (profitability) yang maksimal.

Dengan tingkat profitability yang maksimal, maka proyek-proyek kilang Pertamina mampu menjadi bisnis yang berkelanjutan (sustainability) ke depannya.

Nicke menjelaskan, berbagai pertimbangan tersebut memperlihatkan bahwa proyek kilang yang sedang berjalan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan. "Karena dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan didukung integrasi baik sesama kilang maupun infrastruktur Pertamina lainnya," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (13/1). .

Saat ini, Pertamina sedang mengembangkan kilang di enam lokasi yang pembangunannya diintegrasikan dengan pembangunan pabrik petrokimia. Salah satunya yakni GRR Tuban yang nantinya akan diintegrasikan dengan TPPI, dengan dibangun pipa penghubung sejauh tujuh kilometer.

Nicke menambahkan, peluang pasar bisnis petrokimia saat ini sekitar Rp 40-50 triliun per tahun. Selain itu bisnis petrokimia juga mempunyai margin lebih tinggi dibanding BBM.

Langkah mengintegrasikan kilang TPPI dengan GRR Tuban dilakukan Pertamina dengan melakukan aksi korporasi pembelian saham seri B Tuban Petro senilai Rp 3,2 triliun, sehingga Pertamina saat ini menguasai saham mayoritas 51 persen. Dengan menguasai saham mayoritas, Pertamina memiliki saham pengendali agar bisa mengembangkan TPPI.

Nicke menjelaskan, sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Pertamina akan melakukan peningkatan produksi aromatik kilang TPPI. Dari saat ini 46 ribu ton menjadi 55 ribu ton.

Dalam jangka panjang, Pertamina juga akan membangun Olefin Center. Dengan begitu nantinya TPPI akan memproduksi petrokimia sebesar 700 ribu ton per tahun.

Pada saat yang sama, megaproyek GRR Tuban akan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.205 ktpa, paraxylene 1.317 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.

Berbagai pengembangan ini menggambarkan upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi Pertamina untuk meningkatkan daya saing industri petrokimia nasional. "Pertamina siap untuk mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia melalui pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi," kata Nicke.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement