Senin 13 Jan 2020 23:25 WIB

In Picture: Lintas Ekbis: BI tidak akan Intervensi Rupiah

.

Rep: Republika, Antara / Red: Yogi Ardhi

Warga mengantre untuk menukarkan mata uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Senin (13/1). Nilai tukar rupiah dibuka menguat 28 poin atau 0,20 persen di level Rp13.744 per dolar AS pada perdagangan pagi ini. (FOTO : Aprillio Akbar/ANTARA FOTO)

Truk kontainer membawa produk hasil perikanan yang akan diekspor dari Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (13/1). Ekspor produk budidaya perikanan ke Jepang, Amerika, Filipina dan Timut Leste oleh Japfa itu, dilakukan serentak dari tiga daerah di Indonesia dengan nilai ekspor Rp13 miliar. (FOTO : BUDI CANDRA SETYA/ANTARA FOTO)

Seorang pekerja menutup ikan layar yang dijemur dengan plastik untuk mengantisipasi hujan di Muara Angke, Jakarta, Senin (13/2/2020). (FOTO : Antara/Wahyu Putro A)

Petani memanen cabai merah besar di lahan miliknya di Tegalgondo, Malang, Jawa Timur, Senin (13/1/2020). (FOTO : ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) tidak akan mengintervensi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. BI menilai saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih sesuai dengan kekuatan pasar dan sejalan dengan fundamental ekonomi RI.

"Kami juga confidence terhadap perkembangan rupiah," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo di gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Senin (13/1).

Rupiah terus menguat sejak Februari 2018 dan pada Senin (13/1) pagi nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat 62 poin. Angka itu naik 0,45 persen menjadi Rp13.710 per dolar AS dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.772 per dolar AS.

Menurut Dody, penguatan rupiah tersebut didukung oleh kondisi makro-ekonomi RI yang tumbuh positif di antaranya produk domestik bruto, kemudian inflasi yang rendah dan survei konsumen yang positif. Berilkut berita foto lintas ekonomis dan bisnis selengkapnya.

sumber : Republika, Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement