REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemeran Sayidah yakni Tissa Biani dalam film ‘Anak Garuda’, menceritakan salah satu adegan tersulitnya. Tissa hampir tidak bisa melakukan adegan penonjokkan dalam sebuah scene. Bahkan sebelum menonjok, Tissa berulang kali mengucapkan maaf.
“Adegan paling susah adegan nonjok. Jadi sebelum nonjok minta maaf dulu akunya, jadi ngga marah juga dia (lawan mainnya). Jadi lancar-lancar saja,” kata Tissa saat ditemui usai konferensi pers Gala Premiere film ‘Anak Garuda’ di Epicentrum Kuningan, Jakarta, pada Senin (13/1).
Dalam karakter di film, Sayidah merupakan tokoh yang memang jago bela diri khususnya karate. Sementara Tissa tidak pernah mengikuti ilmu bela diri manapun. “Jadi aku belajar sedikit gimana caranya bela diri, latihan berkali-kali juga, dan aku belum pernah nonjok orang juga,” tutur Tissa.
Kemudian alur cerita yang mengisahkan kerja sama tim dari tujuh tokoh utama, juga dibangun oleh seluruh tim film ‘Anak Garuda’ di luar adegan syuting. Sehingga ketika ia banyak beradu akting dengan lawan mainnya, kerja sama tim yang dikisahkan di dalam film menjadi terasa nyata.
“Film ini juga memotivasi aku pribadi bagaimana perjuangan teman-teman dari kalangan kurang mampu, bisa berhasil dan sukses menggapai impiannya. Aku jadi ingin belajar untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi,” ucap Tissa lagi.
Film ‘Anak Garuda’ terinspirasi dari kisah nyata perjuangan para pahlawan millenial. Film besutan sutradara Faozan Rizal dan Verdi Solaiman itu, dibintangi oleh sederet nama bintang muda. Tujuh tokoh nyata inspiratif dari sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI), adalah Sayidah diperankan Tissa Biani, Yohana diperankan Violla Georgie, Robet diperankan Ajik Ditto, Olfa diperankan Clairine Clay, Wayan diperankan Geraldy Kreckhoff, Sheren diperankan Rania Putrisari, dan Dila diperankan Rebecca Klopper.
Ketujuh tokoh tersebut merupakan alumni angkatan pertama SPI. Koh Jul sebagai pendiri yang diperankan oleh Kiki Narendra, mengajak ketujuh alumni SPI tersebut untuk bersama mengelola operasional SPI dan beberapa unit bisnis. Tapi yang terjadi justru ada beberapa kerenggangan karena perbedaan pendapat, hingga pertengkaran.
Karena mereka kerap beradu mulut, akhirnya Koh Jul mengirim mereka ke Eropa untuk sengaja melepas mereka sembari mereka bersekolah. Namun ketika di sana, keributan justru semakin sering terjadi. Lalu bagaimana mereka mengelola konflik dan menciptakan kembali harmoni?
Sebagian besar syuting dilakukan di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, dan beberapa scene lain dilakukan di Eropa sesuai kisah aslinya. Film ini serentak tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 16 Januari 2020 mendatang.