Selasa 14 Jan 2020 08:08 WIB

Iran Gunakan Amunisi untuk Halau Pengunjuk Rasa

Video yang beredar daring menunjukkan penggunaan amunisi oleh pasukan Iran.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Demonstrasi di Iran
Foto: AP Photo
Demonstrasi di Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Video yang beredar secara daring menunjukkan pasukan keamanan Iran telah melangkah lebih keras menanggapi demonstransi. Pasukan itu tidak hanya menggunakan gas air mata dalam membubarkan protes di jalan, mereka pun mengeluarkan amunisi.

Video yang dikirim ke Pusat Hak Asasi Manusia di Iran dan kemudian diverifikasi oleh Associated Press menunjukkan kerumunan demonstran di dekat Azadi Square melarikan diri. Pembubaran tersebut terjadi ketika sebuah tabung gas air mata mendarat di antara mereka.

Baca Juga

Orang-orang terbatuk-batuk dan berusaha keluar dari asap, dengan seorang perempuan berkata "Mereka menembakkan gas air mata ke orang-orang! Alun-alun Azadi! Kematian bagi diktator! " Video lain menunjukkan seorang perempuan dibawa pergi, jejak darah terlihat di tanah. Orang-orang di sekitarnya berteriak bahwa dia telah ditembak di kaki.

"Ya Tuhan, dia berdarah tanpa henti!" Teriak satu orang. Teriakan lain: "Perban!" Foto dan video setelah kejadian menunjukkan genangan darah di trotoar. 

Kepala polisi Teheran Jenderal Hossein Rahimi membantah bahwa petugasnya melepaskan tembakan. "Polisi memperlakukan orang-orang yang telah berkumpul dengan sabar dan toleransi. Polisi tidak menembak dalam pertemuan karena pemikiran luas dan pengekangan telah menjadi agenda pasukan polisi di ibukota," ujar Rahimi kepada media pemerintahan Iran IRNA.

Kantor berita semi-resmi Fars melaporkan polisi telah menembakkan gas air mata di beberapa daerah. Media yang dekat dengan Pengawal Revolusi ini memperlihatkan video yang konon diambil pada Ahad malam memperlihatkan demonstran meneriakkan "Kami adalah anak-anak perang. Berjuang bersama kami, kami akan melawan balik."

Sejak Ahad, pihak berwenang mengerahkan pasukan yang terdiri dari polisi, anggota Garda Revolusi dengan sepeda motor dan petugas keamanan berpakaian preman di Teheran. Keberadaan mereka terus bertahan hingga Senin meski protes sebagian besar terbatas pada universitas dan tidak ada laporan bentrokan.

Sedangkan di Kyiv, beberapa aktivis di Ukraina melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Iran pada Senin. Mereka menyatakan solidaritas dengan para pengunjuk rasa dan mengutuk kediktatoran Iran.

Kemarahan masyarakat muncul setelah peristiwa jatuhnya pesawat Ukraina International Airlines yang menewaskan seluruh penumpang dan awak yang bertugas. Selama tiga hari, para pejabat Iran mengesampingkan serangan apa pun pada pesawat itu.

Iran menunjukkan jatuhnya Penerbangan 752 disebabkan oleh kegagalan teknis. Baru pada Sabtu, pihak berwenang mengakui menembak jatuh, karena bukti meningkat dan setelah para pemimpin Barat menuduh Iran bersalah. 

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement