Selasa 14 Jan 2020 09:56 WIB

AS Pulangkan 21 Prajurit Arab Saudi karena Konten Medsos

Kadet militer Arab Saudi yang menjalani pelatihan di AS dipulangkan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Militer Arab Saudi.
Foto: Reuters
Militer Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebanyak 21 kadet militer Arab Saudi yang menjalani pelatihan di Amerika Serikat (AS) akan dipulangkan, Senin (13/1). Keputusan ini menyusul penyelidikan penembakan fatal tiga warga AS oleh seorang perwira Saudi di pangkalan angkatan laut Florida.

Jaksa Agung AS William Barr menyatakan, 21 kadet Saudi telah dikeluarkan dari kurikulum pelatihan di militer AS. Mereka meninggalkan AS setelah penyelidikan menunjukkan mereka memiliki pornografi anak atau akun media sosial yang berisi pesan jihad dan konten anti-Amerika.

Baca Juga

Barr menambahkan, satu orang memiliki sejumlah besar gambar seperti itu. Sementara, 14 lainnya memiliki satu atau dua gambar yang terdapat di akun media sosial. Meski begitu, informasi menghina itu tidak memenuhi standar untuk memicu tuduhan kriminal AS.

"Namun, kerajaan Arab Saudi memutuskan bahwa materi ini menunjukkan perilaku yang tidak pantas menjadi perwira di Angkatan Udara Kerajaan Saudi dan Angkatan Laut Kerajaan," kata Barr, dikutip dari Aljazirah.

Barr pun mengatakan, mereka dan peserta pelatihan Saudi lain memang tidak terbukti membantu pelaku penembakan pada 6 Desember tahun lalu. Saudi pun memberikan dukungan penuh dan total dalam penyelidikan yang dilakukan AS.

Letnan Dua Angkatan Udara Saudi Mohammed Saeed Alshamrani menewaskan tiga pelaut dan melukai delapan lainnya di fasilitas di Pensacola, Florida. Dia berhasil dilumpuhkan oleh seorang wakil sheriff dengan tembakan.

"Ini adalah tindakan terorisme. Bukti menunjukkan bahwa penembak itu dimotivasi oleh ideologi jihadis. Selama penyelidikan, kami mengetahui bahwa penembak itu memposting pesan pada 11 September tahun ini yang menyatakan, 'hitung mundur telah dimulai,'" kata Barr.

Barr menambahkan, Alshamrani juga mengunjungi peringatan Kota New York untuk para korban serangan 11 September 2001 di AS. Dia mengunggah pesan anti-Amerika, anti-Israel, dan "jihad" di media sosial, termasuk dua jam sebelum serangan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement