Selasa 14 Jan 2020 14:02 WIB

Aparat Dalami Kemungkinan Makar di Keraton Agung Sejagat

Polda Jateng dan Kodam IV/Diponegoro mengirim tim selidiki Keraton Agung Sejagat

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Christiyaningsih
Aparat dalami kemungkinan makar di Keraton Agung Sejagat. (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Aparat dalami kemungkinan makar di Keraton Agung Sejagat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah maupun Kodam IV/Diponegoro telah mengirimkan tim untuk mengawasi dan mempelajari aktivitas kelompok masyarakat yang mengatasnamakan Keraton Agung Sejagat di Kabupaten Purworejo. Selain untuk mengetahui secara detil apa saja aktivitas serta maksudnya, aparat juga akan mendalami kemungkinan adanya indikasi makar maupun tindakan yang melawan hukum dari kelompok yang dipimpin oleh Totok Santosa tersebut.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel yang dikonfirmasi mengaku sudah mendapatkan informasi terkait aktivitas yang dilaksanakan kelompok tersebut di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan. Informasi didapat dari warga maupun dari Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Purworejo.

Baca Juga

Kapolda Jawa Tengah telah memerintahkan jajaran Direktorat Intelijen dan Keamanan (Ditintelkam) serta Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah mempelajari apa yang terjadi. “Kami sudah melakukan tim guna memantau langsung dan bahkan, kemarin juga ikut mengawasi kegiatan yang dilaksanakan kelompok tersebut,” ungkap Rycko di Semarang, Selasa (14/1).

Kemudian pada hari ini, sesuai dengan siaran Direktur Intelijen dan Keamanan (Dirintelkam), tim akan melakukan pengumpulan data sekaligus klarifikasi di lapangan. Tujuannya untuk mengetahui lebih jauh tentang profil dari kelompok tersebut.

“Aparat yang berwajib juga ingin mengetahui lebih jauh tentang motif dari pada deklarasi pendirian keratin agung sejagat itu sendiri tentunya,” tegas Rycko, saat memberikan keterangan kepada wartawan.

Kapolda juga menegaskan, negara Indonesia adalah negara hukum dan semuanya sudah diatur dalam landasan-landasan hukum yang sudah disepakati bersama sebagai konstitusi di negara Indonesia ini.

Makanya Polda Jawa Tengah bakal akan mempelajari dari berbagai aspek. Baik dari aspek legalitas, aspek sosial aspek kultural dan juga akan dipelajari aspek kesejarahan, megapa muncul kelopok yang mengatasnamakan Keraton Agung Sejagat tersebut.

“Semuanya akan kita pelajari aspek-aspeknya dan aparat Polda Jawa Tengah akan mulai pengumpulan data dan mengklarifikasi semuanya yang terkait dengan kemunculan keratin agung sejagat tersebut,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Staf Kodam (Kasdam) IV/Diponegoro,Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa juga mengungkapkan telah mengirimkan anggotanya guna mengecek dan melakukan penyelidikan ke Purworejo. Sejauh ini Kodam IV/Diponegoro belum tahu sampai sampai mana aktivitas dan apa saja yang menjadi tujuan dari kelompok yang mengatasnamakan sebagai keraton agung sejagat tersebut.

“Makanya kita mau lihat seperti apa. Termasuk apa saja tujuan dari kelompok itu,” jelasnya saat menghadiri HUT Penerangan Kodam (Pendam) IV/Diponegoro di kompleks Makodam IV/Diponegoro, Watugong.

Kasdam juga mengakui sudah ada beberapa laporan dari Babinsa setempat terkait dengan aktivitas yang dilakukan kelompok tersebut. Untuk mengetahui lebih jauh seperti apa tentu harus dilakukan penelusuran.

“Sehingga apa tindakan yang harus dilakukan, kita tunggu dari pengecekan anggota kami bersama dengan aparat berwenang lainnya. Baru nanti disampaikan kepada masyarakat luas,” tegas Kasdam.

Saat disinggung apakah ada indikasi-indikasi yang mengarah pada tindakan makar atau tindakan melawan hukum oleh kelompok tersebut, Kasdam IV/Diponegoro juga mengaku belum mengetahui lebih banyak. “Karena persoalan itu harus dipelajari dengan komperehensif terlebih dahulu, apa yang sebenarnya terjadi di sana baru akan dilakukan langkah- langkah selanjutnya,” tandas Teguh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement