REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muhammad bin Musa al-Khawarizmi merupakan ilmuwan Muslim yang memiliki kontribusi besar dalam bidang keilmuan sains dunia. Salah satu kontribusi besar yang ditorehkannya adalah andil dirinya dalam mengukur lingkaran bumi dalam aspek astronomi.
Al-Khawarizmi hidup dalam masa pemerintahan Khalifah al-Makmun dari Bani Abbasiyah. Dalam masa ini, ilmu pengetahuan tengah digelorakan dan membuat masyarakat Muslim kala itu sangat disegani atas ilmu pengetahuan yang dihasilkan.
Berdasarkan buku 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Islam karya Muhammad Gharib Jaudah disebutkan, pengukuran bumi yang dilakukan al-Khwarizmi dilakukan dengan metode ilmu astronomi. Beliau membentuk dua tim yang terdiri dari para ilmuwan yang salah satunya mengarah ke utara dan satunya mengarah ke selaan pada garis lintang yang sama.
Setelah itu, masing-masing tim menentukan garis bujur di tempat tibanya dengan cara mengukur ketinggian bintang kutub. Dari dua pengukuran itulah, para ilmuwan Muslim kemudian menghitung derajatnya yang pada gilirannya digunakan untuk menghitung lingkaran bumi.
Sedangkan separuh wilayahnya dengan ketelitian yang melebihi pengukuran yang dilakukan oleh ahli matemiatka Yunani, Erastosthenes. Kendati demikan dia menjabarkan, kontribusi yang diberikan oleh al-Khawarizmi dalam pengukuran ini tidak diketahui secara pasti.
Tak hanya itu, kontribusi al-Khawarizmi juga tercatat membuat diagram astronomi. Diagram ini juga sangat populer sebab dimuat dalam bukunya berjudul As-Sanad Hind. Sebagai seorang ilmuwan, al-Khawarizmi juga menulis beberapa buku penting dalam astronomi, buku-bukunya antara lain berjudul Al-Amal bi al-stharlab dan juga Jadwal an-Nujum wa Harakatuha.