REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR - Warga tiga desa di Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terisolir sejak jembatan bambu di atas Sungai Gonggang yang berarus deras putus, bahkan ratusan siswa SD dan SMP terpaksa libur ketika hujan turun deras karena sungai sulit dilewati.
"Kalau musim kemarau arus sungai tidak terlalu deras, sehingga masih banyak warga yang berani melintas. Tapi kalau seperti sekarang arus sungai deras dan berbahaya kalau melintas," kata Imat (42), tokoh masyarakat Agrabinta, Selasa (14/1).
Ia menjelaskan, putusnya jembatan gantung yang terbuat dari bambu sepanjang 14 meter dengan lebar 4 meter hasil swadaya masyarakat itu, akibat derasnya arus sungai setelah hujan turun deras dengan intensitas tinggi, beberapa hari yang lalu.
Putusnya jembatan yang menjadi akses utama warga di tiga desa, Neglasari, Bunisari dan Mulyasari, membuat aktivitas warga terhenti, bahkan terisolir selama beberapa hari karena tidak dapat dilalui.
"Semua tersapu habis dari ujung ke ujung jembatan, sehingga akses warga terputus. Satu-satunya jalan melalui sungai yang sejak satu pekan terakhir arusnya deras dan sulit untuk dilalui," katanya.
Warga berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur dapat segera membangun jembatan darurat atau langsung membangun jembatan permanen untuk aktivitas warga di tiga desa yang berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi itu.
"Sudah beberapa kali mantan Bupati Cianjur, bersama orang dinas datang ke lokasi. Namun hingga saat ini, harapan untuk memiliki jembatan permanen belum terwujud," katanya.