REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Pimpinan Pusat Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengatakan ceramah agama harus menjadi media penyebaran paham Islam moderat dan menangkal ajaran radikal bagi umat.
"Kita ingin khutbah menjadi media mengembangkan Islam yang moderat. Islam kan artinya damai, mengajak kebaikan dan perdamaian," kata Ketua Umum Hamdan Rasyid usai menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Kantor Wapres Jakarta, Selasa (14/1).
Hamdan mengatakan khutbah yang memuat paham radikal memang masih ada sehingga dia meminta pengurus masjid menjalankan fungsinya jika ditemukan ceramah agama seperti itu. "Memang ada (yang radikal), tapi tidak bisa digeneralisasi. Jadi khutbah itu jangan sampai menyimpang dari kata 'Islam menyebarkan keselamatan', kita harus menyebarkan perdamaian," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Munawar Fuad Noeh mengatakan sebagai organisasi berkumpulnya khatib seluruh Indonesia, Ikatan Khatib DMI memanfaatkan jaringan itu untuk menangkal upaya radikalisme dari lingkungan masjid. Fuad mengatakan Ma'ruf juga berpesan agar DMI dapat menjaring khatib kompeten dalam menyampaikan ceramah agama serta memiliki semangat kebangsaan.
"Wapres menyampaikan khatib harus mempunyai keahlian dan kompetensi di bidang agama. Kalau setengah-setengah, nanti bisa muncul mispersepsi di kalangan umat," katanya.
Munawar menambahkan dari sekitar 850 masjid di Indonesia dibutuhkan sedikitnya satu juta khatib untuk memberikan ceramah setiap ibadah shalat Jumat. Untuk mendapatkan khatib kompeten, DMI mempersiapkan program sertifikasi bagi pengkhutbah di masjid supaya isi ceramah agamanya dapat dipertanggungjawabkan.