REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Taman Balekambang di Solo, Jawa Tengah, masih menjadi objek wisata favorit masyarakat seiring dengan berbagai tontonan yang ada di lokasi tersebut.
"Dari data kami tahun lalu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Balekambang mencapai 2,5 juta wisatawan dalam satu tahun," kata Kepala Seksi Pengembangan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kota Surakarta Weni Andrianto di Solo, Selasa.
Ia mengatakan salah satu tontonan yang menarik banyak wisatawan yaitu Sendratari Ramayana yang dimainkan setiap malam bulan purnama.
"Setiap ada tontonan itu, minimal 2.000 orang nonton di tribun. Untuk memberikan kenyamanan kepada penonton, melalui mekanisme DAK (dana alokasi khusus) kami memperluas tribun, ada 'open stage', dan menambah sarana parkir. Ini juga berpengaruh ke kenaikan kunjungan Balekambang," katanya.
Objek wisata lain yang juga banyak dikunjungi wisatawan yaitu Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang pada tahun lalu jumlah pengunjungnya mencapai 500.000 orang/tahun.
"TSTJ ini kan selalu berbenah, kandang diperbaiki dengan memanfaatkan bantuan dari CSR dan Kementerian Lingkungan Hidup," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, secara total jumlah wisatawan yang mengunjungi Kota Solo pada tahun 2019 mencapai sekitar 5,5 juta wisatawan. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 4,8 juta wisatawan.
"Dari total ini, untuk jumlah kunjungan wisatawan jika dihitung dari kunjungan ke daya tarik wisatanya sebanyak 3,2 juta. Lainnya perhotelan baik bintang maupun nonbintang," katanya.
Sedangkan dari total yang datang tersebut untuk jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke daya tarik wisata sebanyak 13.000 dari total 30.000 orang yang berkunjung ke Kota Solo.
"Secara umum peningkatan kunjungan daya tarik wisatawan juga karena memang daya tarik wisatawan cukup berkembang, yang berbasis heritage dan budaya masih jadi daya tarik," katanya.
Ia mengatakan adanya daya tarik baru juga memberikan andil pada kenaikan tersebut, di antaranya Museum Tumurun dan Lokananta yang saat ini kembali didengungkan kejayaannya.
"Lokananta mulai bergeliat, terutama terkait kegiatan rutin musik. Tahun lalu lebih dari 1.000 orang yang mengunjungi Lokananta. Sekarang lokasi tersebut juga menjadi tempat rekreasi. Cukup mengobati kangen penikmat musik," katanya.