Selasa 14 Jan 2020 23:06 WIB

Rektor Ingatkan Pemerintah Permudah Investasi UEA di RI

Pemerintah UEA gelontorkan Rp 319,2 triliun di Indonesia

Presiden Joko Widodo memberi hormat sebelum bertolak ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad (12/1/2020).
Foto: Antara/HO/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo memberi hormat sebelum bertolak ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad (12/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Prof Jasman J Ma'ruf mengingatkan pemerintah mempermudah perizinan dan bea masuk untuk mendukung penuh investasi yang akan dilakukan Uni Emirat Arab (UEA) ke Indonesia termasuk di Provinsi Aceh.

"Rencana investasi yang akan dilakukan Uni Emirat Arab ke Indonesia harus didukung penuh oleh semua pihak, termasuk Pemerintah Aceh. Karena ini adalah sumber peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata Jasman J Ma'ruf di Meulaboh, Selasa (14/1).

Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) akan menggelontorkan investasi sebesar 22,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 319,2 triliun di Indonesia. Investasi tersebut dilakukan melalui Sovereign Welth Fund bersama Masayoshi dari Softbank (Jepang), dan International Development Finance Corporatio (IDFC) Amerika Serikat.

Menurut Jasman, pertumbuhan ekonomi di setiap negara dimulai dari investasi, dan diberikan kepada kalangan pengusaha lokal maupun di tingkat nasional. Karena Indonesia memiliki kelangkaan modal untuk mengembangkan sumber daya alam, maka kemudian investasi diberikan kepada negara asing untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Sangat bagus investasi yang akan dilakukan UEA ke Aceh, tentunya hal ini juga harus disambut penuh oleh pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh," katanya.

Ia menyarankan Pemerintah Aceh juga proaktif dalam menjemput investasi yang akan dilakukan tersebut, dengan melakukan berbagai upaya agar investasi dari UEA ke Aceh dapat berjalan lancar tanpa ada kendala apapun.

Prof Jasman J Ma'ruf juga menegaskan investasi yang akan dilakukan oleh UEA di Aceh nantinya tentu tidak melanggar penerapan syariat Islam yang sudah lama berlaku di Aceh. "Misalnya dengan tidak membangun bar, diskotik atau tempat wisata yang bertentangan dengan syariat Islam dan kearifan lokal masyarakat di Aceh,"tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement