REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petenis Novak Djokovic menyatakan persaingan di Australia Open 2020 akan cukup terbuka dan tidak ada yang difavoritkan menjadi juara. Apalagi beberapa petenis muda dinilai sudah mulai unjuk gigi bertanding pada turnamen elite.
“Saya pikir (persaingan) akan sangat terbuka, baik di Australia Open ataupun Grand Slam lainnya,” ujar Djokovic, Selasa (14/1).
Meski beberapa petenis muda mulai menanjak, namun selama 12 terakhir, tenis putra elite dunia masih didominasi oleh tiga petenis yang dikenal dengan julukan The Big Three. Mereka terdiri dari Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Roger Federer.
Ketiga petenis berpengalaman itu telah memenangi setidaknya 15 gelar juara Grand Slam. Persaingan daftar peringkat tiga teratas akhir tahun pun lebih banyak berkutat pada tiga nama tersebut.
Kendati begitu, beberapa petenis muda sudah mulai menunjukkan diri mampu menembus 10 besar dunia. Mereka adalah Dominic Thiem (4), diikuti Daniil Medvedev (5), Stefanos Tsitsipas (6), Alexander Zverev (7), dan Matteo Berrettini (8).
Petenis Rusia Medvedev, misalnya sukses membuat kejutan dengan menjadi finalis Grand Slam AS Open 2019, membuat petenis nomor satu Nadal kewalahan.
Sementara Tsitsipas menjadi semifinalis Australia Open 2019 serta juara ATP World Tour Finals 2019. Namun, tetap saja, belum ada yang mampu menggeser posisi The Big Three di daftar juara.
Pada Australia Open yang akan berlangsung pada 14 Januari-2 Februari, Djokovic tak menampik kemungkinan The Big Three masih akan tetap diunggulkan. Namun kejutan baru dari petenis muda bisa saja tercipta di Melbourne Park nanti.
“Sudah pasti ada Federer, Nadal, saya karena pengalaman dan peringkat yang membuat kami akan disebut sebagai favorit tiga besar, Tapi ada Medvedev, Tsitsipas, Dominic Thiem yang benar-benar telah menunjukkan permainan tenis yang menakjubkan. Mereka mampu menunjukkan bahwa mereka bisa tampil matang di panggung besar, mereka bisa menantang petenis terbaik di dunia dan menang,” kata petenis nomor dua dunia itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika