REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) kesulitan mencari pengganti mitra Cina mereka. Seperti perusahaan sepeda AS State Bicycle, yang memutuskan untuk mencari mitra lain di Asia untuk menghindari tarif impor AS.
Namun butuh waktu berbulan-bulan bagi salah satu pendiri State Bicycle Mehdi Farsi untuk mencari pabrik yang bersedia untuk bekerja sama dengan perusahaan asal Arizona itu. Farsi dan saudara laki-lakinya berpaling ke Taiwan.
Mereka menemukan sebagian besar pabrik sudah bekerja sama dengan rival mereka. Sehingga, pabrik-pabrik tersebut menolak pesanannya. '
"Karena volumenya lebih kecil dan kurang menguntungkan," kata Farsi, Selasa (14/1).
Kesulitan perusahaan sepeda itu untuk menemukan pabrik alternatif dari Cina menjadi tantangan yang dihadapi banyak perusahaan-perusahaan AS. Hal itu terutama sejak pemerintah AS menggelar perang dagang dengan Cina 18 bulan yang lalu.
Survei yang dilakukan Cowen & Co pada akhir tahun 2019 menemukan hanya 28 persen perusahaan Amerika Utara yang memindahkan rantai pasokan mereka dari Cina. Di antara perusahaan itu, hanya sebagian kecil yang berhasil memindahkan 75 persen atau lebih rantai pasokan mereka ke negara lain.
Mitra alternatif kerap memiliki infrastruktur yang kurang baik dan tidak mampu menyerap pesanan semua perusahaan AS. Hal ini meningkatkan biaya pindah dan sumber rantai pasokan baru sampai di titik beberapa perusahaan AS mengatakan merasakan dampak kenaikan tarif.
Kesepakatan dagang tahap 1 antara Beijing dan Washington diperkirakan akan ditanda tangani pada Rabu (15/1). Kesepakatan tersebut setidaknya akan menahan Presiden Donald Trump untuk memberlakukan kenaikan tarif sepeda dari Cina.
Namun, tarif sebesar 25 persen terhadap sepeda dan produk lainnya tetap diterapkan. Tujuannya agar AS tetap memiliki daya tawar dalam proses perundingan.
sejak Cina bergabung dengan World Trade Organization tahun 2001. Industri sepeda salah satu apa yang para pakar sebut akan mengalami guncangan lintas batas rantai pasokan.
Tidak hanya perusahaan-perusahaan sepeda. Perusahaan-perusahaan furnitur, elektronik, pakaian, ban, dan vacuum cleaners dari AS sudah memindahkan produksi mereka ke Taiwan, Thailand, Vietnam dan negara-negara Asia lainnya.
Pengalaman Faris bersama State Bicycle sama dengan penemuan Cowen & Co. Setelah melakukan pencarian dan perjalanan selama beberapa bulan akhirnya Faris menemukan pabrik kecil di Taiwan.
Pabrik itu setuju untuk membuat sepeda rancangannya. Tapi, ia harus memesan tiga kali lipat dan membayar 30 persen di muka. Tidak seperti mitranya dari Cina yang baru dibayar setelah pengiriman dilakukan.
Syarat baru itu membutuhkan jalur kredit baru dan mengunci modal kerja sampai 1 juta dolar AS sampai sepeda dikirimkan. Setelah bekerja keras selama satu tahun, State Bicycle berhasil menggeser produksi dua dari lima model sepeda mereka yang dijual di AS.
"Butuh banyak waktu dan sumber daya," kata Farsi.