REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Pengusaha kuliner di Taman Sangomang Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah diminta berhenti menggunakan tabung gas elpiji tiga kilogram atau bersubsidi. Mereka diminta beralih ke elpiji nonsubsidi.
"Untuk itu, kami sengaja menyediakan sekitar 200 tabung gas nonsubsidi 5,5 kilogram untuk ditukarkan secara gratis oleh para pengusaha kuliner dengan tabung gas bersubsidi," kata Sales Eksekutif Elpiji PT Pertamina Kalimantan Tengah Revi Renaldhi di Palangka Raya, Rabu (15/1).
Masing-masing pengusaha kuliner paling banyak hanya boleh menukarkan sebanyak empat tabung gas elpiji bersubsidi dengan dua tabung gas elpiji nonsubsidi. Sebab sesuai ketentuan, untuk menukarkan 1 tabung gas nonsubsidi diperlukan 2 tabung gas bersubsidi.
Revi menjelaskan setelah para pengusaha kuliner melakukan penukaran tabung dan mulai beralih, pada setiap lapak usahanya akan dipasangi stiker. Pihaknya juga akan melakukan pengawasan bersama pemerintah kota setempat.
"Harusnya mereka tidak boleh lagi menggunakan tabung gas elpiji bersubsidi. Pengusaha kuliner dengan lapak yang bagus ataupun aset dan omzet besar harus menggunakan gas elpiji nonsubsidi. Yang masih boleh itu, seperti tukang gorengan dan sejenisnya," ungkapnya.
Selama ini pengawasan rutin dilaksanakan dan apabila ditemui pelanggaran yang pihaknya lakukan adalah pembinaan. Sedangkan untuk penindakan secara hukum terhadap suatu pelanggaran bukan menjadi ranahnya.
Menurut Revi kegiatan tersebut merupakan yang pertama dilakukan di Palangka Raya. Saat ini pihaknya masih memfokuskan pada Taman Kuliner Sangomang dengan harapan menjadi contoh bagi pengusaha lainnya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan UMKM Palangka Raya Rawang mengatakan selama ini dinas gencar melaksanakan sosialisasi penggunaan gas elpiji bersubsidi. Gas tersebut ditujukan bagi masyarakat kurang mampu atau berpenghasilan rendah. Sosialisasi dilakukan baik kepada masyarakat maupun para pengusaha kuliner.
“Untuk restoran atau rumah makan skala besar wajib menggunakan nonsubsidi. Sedangkan restoran berkembang, kami beri toleransi, tetapi secara bertahap kami mengarahkan mereka untuk beralih ke nonsubsidi,” jelasnya.