REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengungkapkan World Bank bersama pemerintah pusat akan membantu pengembangan LRT di Kota Bandung dengan menggunakan dana mereka. Pembangunan diharapkan bisa berjalan pada tahun mendatang.
"Kita sebetulnya minta pembangunan transportasi massal berbasis kereta ternyata mereka juga sudah ada perencanaan itu," ujar Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana di Balai Kota Bandung, Rabu (15/1).
Dalam perencanaan yang disusun World Bank, pembangunan LRT di Bandung menurutnya meliputi koridor timur, barat, utara dan selatan atau dari jalan Gedebage ke Leuwipanjang. Ia berharap pembangunan bisa terus menuju ke Cimindi atau minimal Cibereum.
Di wilayah utara, berada di Babakan Siliwangi menyambung ke Leuwipanjang. Dengan jumlah penduduk yang beraktivitas di Bandung mencapai 3,7 juta maka ia berharap sekitar 23 persen menggunakan moda transportasi massal.
Menurutnya, kajian pembangunan transportasi massal sudah pernah dilakukan di wilayah timur dan barat Kota Bandung dengan memanfaatkan jalan Soekarno Hatta milik provinsi. Menurutnya, median di tengah jalan Soekarno Hatta bisa difungsikan untuk membangun tiang.
"Kemungkinan LRT. Tiketnya mudah mudahan bisa jadi murah agar masyarakat tertarik," ungkapnya. Yana mengatakan pembangunan transportasi massal di Bandung dilakukan karena secara kajian dianggap lebih siap untuk melaksanakannya.
"Tahun ini sudah dalam pengkajian, mereka tahun depan sudah bisa mulai katanya. Mungkin penganggarannya karena penganggaran itu di Juni harus mulai masuk supaya akhir tahun bisa dieksekusi," jelas Yana.
Ia menambahkan, seluruh anggaran untuk pembangunan LRT berasal dari World Bank sedangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung hanya penerima manfaat. "Kita sangat welcome karena kita menerima pemanfaat tidak feedback. Mereka memang betul betul mengatasi kemacetan di enam kota metropolitan itu dengan transportasi massal," katanya.