REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai bahwa bonus demografi dapat menjadi menguntungkan sekaligus bencana bagi Indonesia jika tidak mempersiapkan generasi muda untuk terampil dan siap bersaing dalam menghadapi tantangan kedepan.
"Yang menjadi pertanyaan apakah kita sudah siap menyambut bonus demografi? Kita sepakat, 10 tahun ke depan yang memimpin negara ini adalah anak muda kedepannya," ujar Mardani H Maming yang terpilih sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Masa Bakti 2019-2022 pada Munas Hipmi XVI di Jakarta, Rabu.
Dalam menghadapi bonus demografi, lanjut dia, pihaknya sudah mempersiapkan program Hipmi go to school, pesantren hingga kampus.
"Saya sudah melobi salah satu konglomerat Indonesia, Kapal Api, kita menyediakan Hipmi Coffee Entrepreneur dengan perguruan tinggi, kami ingin Hipmi ada di sekolah-sekolah maupun kampus bekerja sama dengan perusahaan," katanya.
Program Hipmi itu, menurut dia, menjadi salah satu cara Hipmi turut berupaya meningkatkan kualitas SDM generasi muda. "Ini merupakan hasil kerjasama BPP HIPMI dengan produsen kopi yang langsung menjadi mentor di bidang itu. Kita pupuk mulai dari bangku kuliah," katanya.
Ia menyampaikan perusahaan akan menjadi mentor untuk mengajarkan cara berusaha mulai dari mengatur barang hingga mengatur akuntansinya. "Sudah saatnya kita memberikan praktik kepada anak muda," ucapnya.
Dengan begitu, ia meyakini, jumlah pengusaha meningkatkan di Indonesia apabila konglomerat turun tanggan membantu. "Jangan semua tertumpu pada pemerintah," kata Maming dalam sambutan pelantikan Ketua BPP Hipmi yang bertema "Meningkatkan Kualitas SDM Pengusaha Muda Dalam Menyambut Era Bonus Demografi".
Ia menambahkan, dirinya juga sudah melakukan pembicaraan dengan pengusaha nasional, Chairul Tanjung untuk mendukung program Hipmi. "Saya juga sudah bicara dengan pak CT, mudah-mudahan ada Hipmi Mart, biar langsung dimentori beliau," katanya.