REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dengan tegas membantah logo resmi kementeriannya mirip logo instansi lain. Sejumlah kalangan menilai logo baru Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mirip dengan logo instansi lain. Bahkan ada yang menyebutnya meniru lambang American Eagle.
“Ya enggaklah. Logo kalau modelnya pakai lambang burung Garuda kan memang baku karena ada aturannya yang jelas. Kalau dibaca itu ada aturannya penggunaannya diatur dengan jelas. Akhirnya ya logo yang di sekitar Garuda ya enggak bisa aneh-aneh. Ya akhirnya memang ada kemiripan karena kalau misalnya dilihat logo kementerian di luar negeri satu sama lain contoh di AS atau di Australia juga mirip satu sama lain. Mirip mirip satu sama lain juga wajar,” katanya.
Hal itu, kata dia, karena penggunaan lambang negara dalam hal ini Garuda Pancasila ada aturan baku dalam hal penempatan, ukuran, tata letak, hingga pemilihan warnanya. “Tapi kalau dibilang niru mereka misal niru Amerika ya enggak pastinya,” katanya.
Wishnutama mengatakan perubahan logo instansi yang dipimpinnya dengan mengadopsi lambang negara Garuda Pancasila lebih karena ingin mewadahi spirit dari ideologi. “Ini penting buat Kemenparekraf, ideologi kepancasilaan itu makanya Pancasila sebagai lambang digunakan dan enggak ada salahnya kan. Kalau dicari mirip-mirip ya logo satu sama lain ya mirip saja, tapi bukan berarti meniru,” katanya.
Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk melihat suatu persoalan secara utuh, tidak setengah setengah. “Artinya begini itu kan logo kementerian itu baru akan dirilis yang dicapture-kan separuh-separuh ya kan artinya akan ada logo nation branding-nya,” katanya.
Ia menekankan ke depan akan segera diluncurkan logo nation branding baru yang disebutkannya akan mengandung unsur kekinian dan lebih relevan dengan zaman sekarang. “Tapi akhirnya ketika dilink-kan dengan konsep kementerian yang resmi dan promosi ya kita harus keliatan kontras. Ini branding promosi, ini logo kementerian,” kata Wishnutama.